Mohon tunggu...
Ika Mulya
Ika Mulya Mohon Tunggu... Penulis - Melarung Jejak Kisah

Pemintal Aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Balada Sepiring Bihun Goreng

4 Mei 2020   14:01 Diperbarui: 4 Mei 2020   13:53 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: cookpad.com

Ada rasa malu menyelinap dalam hati. Namun, segera terhapus oleh bayangan bahwa bihun gorengku bisa menambah menu berbuka puasa keluarga Bu Mina. Ketimbang hanya ada tahu goreng, kerupuk dan sambel.

Aku merasa lebih beruntung. Setidaknya, selain bihun goreng, ada es timun suri dan semur tahu. Memberikan sepiring bihun goreng untuk Bu Mina adalah salah satu wujud syukurku pada Allah.

Sayangnya, Zahra tidak bersedia. Padahal sudah kujelaskan panjang lebar apa alasannya.

Zahra malah bertanya, "Mama yakin, Bu Mina beneran lagi prihatin? Lagi kesusahan? Dia aja gendut gitu."

"Astaghfirullah! Za, kamu kok mikirnya gitu, sih? Nggak ada hubungannya berat badan sama hidup susah, sama keprihatinan. Kita berbaik sangka aja. Luruskan niat. Gedein ikhlasnya. Selebihnya, biar jadi urusan Allah."

"Maafin Za, Ma."

"Iya, Mama maafin. Ummm, Za kuatir ya, makanan kita nggak cukup sampai sahur? Za nggak ikhlas?"

"Za ikhlas kok, Ma," jawabnya tegas. Tidak ada tanda-tanda kekesalan di wajahnya yang cantik. Aku jadi lega.

"Tapi tetep Mama aja ya, yang anterin. Maaf banget." Za memohon, sambil cengar cengir. Ah, dasar abege.

Aku berusaha sabar. Pendapat Za tentang Bu Mina, berbeda denganku. Dia bersikukuh lebih tahu tentang Bu Mina daripada aku. Ada benarnya, karena mereka sering bertemu di sekolah, juga berteman di Facebook. Sementara, aku jarang bermedsos ria. Keterbatasan budget untuk membeli paket data internet, menjadi alasannya.

Aku kadang ikut membaca status-status Bu Mina, saat memeriksa akun Facebook Zahra. Dari situlah aku tahu, keprihatinan hidup yang sedang dia jalani. Prosesnya belajar bersabar menghadapi ujian Allah. Juga tentang kegembiraannya, karena Allah sedang menaikkan derajat melalui kesusahan hidup dan keterbatasan harta. Dia mengunggahnya dalam kalimat-kalimat yang sangat bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun