Mohon tunggu...
Mulia Siregar
Mulia Siregar Mohon Tunggu... Penggiat Media dan bekerja sebagai tenaga ahli di DPR RI -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Serpong, Riwayatmu Dulu (Dari Mayat Tak Dikenal, Sarang Ular, hingga Kota Mandiri)

25 Januari 2018   04:13 Diperbarui: 25 Januari 2018   16:24 8337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun kerisauan Siswono tidak terbukti. Bahkan pengusaha property rame-rame mengikuti jejak BSD membangun perumahan di kawasan Serpong. Hal ini tentu berdampak pada kenaikan harga tanah di kawasan Serpong.

Banyak warga di Serpong kaya mendadak karena menjual tanahnya kepada pengembang dengan kenaikan harga mencapai ratusan persen. Mereka membangun atau membeli rumah yang lebih layak. Sisa penjualan tanah mereka gunakan untuk modal usaha. Namun banyak juga teman saya menggunakan uangnya untuk berfoya-foya atau menikah lagi. Sayangnya, setelah uangnya habis, sang istri muda menceraikannya. Menyesal? Tentu, tapi sudah terlambat.

Pasar tradisional modern

Hal lain yang menarik perhatian saya adalah keberadaan Pasar Tradisional Modern. Ada empat pasar tradisional modern: Pasar Sinpansa (Summarecon), Pasar Modern Paramount, Pasar Modern Alam Sutra, dan Pasar Modern BSD City. Di pasar ini, selain menjajakan kebutuhan rumah tangga, juga tersedia jajanan tradisional. Suasana di pasar modern terasa nyaman karena bersih dari sampah dan lalat. Uniknya, ciri khas pasar tradisionalnya tetap dipertahankan, tetap ada tawar menawar, meski semua sudah berkonsep modern.

Salah satu pasar yang cukup menarik perhatian saya adalah Pasar Modern BSD City yang setiap hari ramai dikunjungi pembeli, utamanya akhir pekan. Pasar Modern BSD City ini mampu bersaing dengan peritel raksasa yang ada. Saat ini, ada sekitar 800 pelaku UMKM terlibat di dalamnya.

Hebatnya lagi, beberapa pedagang di pasar ini beromzet puluhan juta per hari. Bahkan ada yang sukses mengekspor dagangannya hingga ke luar negeri.

Muhammad Syafik (30 tahun), misalnya. Siapa yang menyangka bila dengan hanya berdagang ayam potong, pendapatan Syafik bisa mencapai Rp17 juta hingga Rp20 juta per hari? Apa kiat dan dari mana pengetahuan berdagang diperoleh? Ternyata mengikuti pelatihan melalui program Pasar Rakyat Scholl yang diselenggarakan PT BSD, pengelola Pasar Modern City.

Pedagang lain di Pasar Modern BSD City yang juga sukses saya adalah Tawi. Dengan hanya bermodalkan satu juta rupiah, pria asal Pekalongan kelahiran tahun 1970 ini sukses mengekspor tempe hingga ke Taiwan dan Hongkong. Dari hasil penjualan tempe di lapaknya, Tawi mampu meraih untung bersih Rp3 sampai 4 juta per hari. Itu belum termasuk untung yang diraih dari hasil ekspor tempe ke luar negeri. Lagi-lagi pengetahuan dan kiat suksesnya sama dengan Muhammad Syafik: mengikuti pelatihan yang diselenggarakan PT BSD.

Tetap religius

Meski berkembang pesat menjadi kota mandiri, menurut pengamatan saya, warga Serpong tetap religius. Terbukti dengan makin banyaknya tempat ibadah di Serpong dan sekitarnya. Masjid, misalnya. Tercatat ada puluhan masjid besar di BSD City. Sebut saja, Masjid Al Hakim Kencana Loka BSD City, Masjid Al-Aqsha De Latinos, BSD City, Masjid Baitussalam, The Green, BSD City, Masjid Al-Ikhlash Sektor 1,6 BSD City, Masjid An Nahl The Icon BSD City, Masjid Al Falah German Centre BSD City, Masjid Asy-Syarif Al-Azhar BSD City, Masjid Al Hidayah Sektor 1.3 BSD City, Masjid Giant BSD City, Sentra Masjid BSD City, Masjid Al-Ukhuwah The Icon BSD, Masjid Ar Rahman BSD City, Masjid Al IKhlas Q-Big BSD City, Masjid Ulul Albab BSD City.

Keberadaan tempat ibadah tersebut tidak lepas dari sumbangsih warga BSD dan sekitarnya serta besarnya perhatian PT BSD. Sudah puluhan masjid dan mushola direnovasi PT BSD lewat program bedah masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun