Mohon tunggu...
Mula Efendi Gultom
Mula Efendi Gultom Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Humanis, Loyalis dan Profesional

Lahir di Pancurbatu Deliserdang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Corona Proses Pemurnian II menuju Bumi Fase III

18 April 2020   10:23 Diperbarui: 19 April 2020   00:54 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.youtube.com/watch?v=dncbRcjKXyc

Bertahun sebelum Virus Covid 19 mewabah, banyak ramalan yang mengisyaratkan dunia akan kiamat. Namun ketika tahun demi  tahun berlalu, dunia tidak menunjukkan perubahan yang berarti, Kecuali di penghujung tahun 2019 Pandemi Virus Covid 19 mulai mewabah di kota Wuhan China, kemudian menyebar keseluruh dunia.

Saking besarnya ledakan penyebaran Virus yang diberi nama Covid-19 ini, pada tanggal 11 Maret 2020 Organisasi Kesehatan Dunia WHO  menetapkan sebagai Pandemi. Data per tanggal 5 April 2020 menunjukkan jumlah total penduduk terinfeksi di seluruh Dunia  1.202.236 orang dan kasus kematian mencapai 64.753 orang, namun data pada tanggal 17 April 2020  telah menunjukkan jumlah total penduduk terinfeksi di seluruh Dunia  2.181.921 orang dan kasus kematian sudah mencapai 146.873 orang, dalam waktu 12 hari saja peningkatan terinfeksi hampir dua kali lipat sedangkan kasus kematian lebih duakali lipat jumlahnya.

Dunia diselimuti duka, serbuan virus kecil Covid-19 begitu senyap, menerjang semua negara hingga membuat orang-orang lengah dan tidak menyadari merenggut satu-demi satu korbannya  yang terlambat  menyadari telah digerogoti sang virus dengan begitu cepatnya.

Serangan mematikan virus covid-19 terhadap paru-paru menyebabkan adanya pembengkakan dan terhambatnya aliran oksigen, paru-paru dengan cepat terisi oleh cairan serta sel-sel yang sudah mati sehingga menyebabkan pneumonia, demam tinggi dan sensasi seperti sedang tenggelam.

Apakah serangan virus Covid-19 ini air bah jilid II yang diturunkan untuk menyucikan bumi ?

Mari kita lihat sejenak jauh kebelakang, Bumi Fase pertama masa sebelum Nabi Nuh diselamatkan dari air bah beserta hewan diatas kapalnya. 

Dalam kitab Kejadian 6:2 disebutkan adanya Giborim dan Nefilim (manusia raksasa) mereka adalah manusia-manusia yang sangat kuat dan perkasa pada zamannya. Karena mereka berasal dari hasil hubungan sexual antara malaikat yang jatuh dengan anak-anak perempuan manusia.

Mereka adalah ras orang-orang raksasa yang gagah dan perkasa namun banyak melakukan kejahatan dan kekejian. Mereka semakin banyak dan melakukan berbagai kejahatan dengan kekuatan dan keperkasaannya.

“Ketika TUHAN melihat, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka"” (Kejadian 6:5-7).

Hingga akhirnya air bah pun diturunkan, namun Nuh dan beberapa keluarganya selamat dari air bah karena mengikuti perintah Tuhan untuk membuat Kapal yang besar dan memuat hewan-hewan yang harus diselamatkan.

Kemudian Allah  berfirman kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama dengan dia “ sesungguhnya aku mengadakan perjanjian-ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang-binatang di bumi. Maka kuadakan perjanjian-ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak akan ada lagi yang hidup akan dilenyapkan oleh air bah, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.

Pasca air bah melanda bumi yaitu Bumi Fase II tidak ada lagi manusia raksasa, dengan air bah itu pula malaikat yang turun kebumi yang dianggap sudah melampaui batas tersebut diikat (Yudas 1:6) “Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar”. Dengan demikian hanya malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan saja yang terbelenggu abadi dalam dunia kekelaman.

Pada bumi Fase II ini malaikat yang turun kebumi tidak dapat menggunakan tubuh fisik, namun hanya dapat menghantui, menipu atau menjerumuskan dan membisikkan jalan-jalan licik dan jahat. Manusia pada fase ini memiliki ukuran tubuh manusia normal pada umumnya. Namun konspirasi politiknya ternyata lebih raksasa dari manusia fase pertama.

Manusia dirasuki dengan kekuatan-kekuatan yang dapat menundukkan orang lain, bahkan orang banyak. Hingga kebenaran terkalahkan oleh kekuatan duniawi yaitu kekuatan para malaikat yang turun kebumi yang menjadi sekutunya. Mereka dapat menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang lumpuh, yang buta dapat melihat, yang tuli dapat mendengar dan keajaiban lainnya.

Akhirnya kita masuk pada zaman edan, yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Tergantung pesanan yang punya hajat dan tergantung bayarannya, tunai atau dibayar keturunannya karena sebenarnya semua kekuatan itu tidak ada yang gratistis.

Ramalan Jaya Baya

Pada fase ini Jaya baya berkata “ ini fase zaman Kala Bendu dimana orang mulia malah terpenjara, orang yang lurus terbelenggu, orang yang baik disingkirkan dan orang jahat justru mendapat kedudukan. Inilah wolak-walik zaman atau zaman kekacauan.

Ketika zaman Kala Bendu berada pada puncaknya maka tibalah memasuki pada fase berikutnya yaitu zaman Kala Suba atau zaman kebangkitan dimana hidup sesuai aturan Tuhan. Namun sebelumnya akan melalui proses pemurnian lebih dahulu, baik melalui bencana alam (Air Bah zaman Nuh), perang besar dan lain sebagainya.

Mari kita lihat apakah pandemi virus covid-19 merupakan bagian dari skenario proses pemurnian atau bencana alam biasa.

Ramalan Judah Ben Samuel

Mengatakan : “Bilamana kaum Ottoman menguasai Yerusalem, mereka akan memerintah di Yerusalem selama delapan Yobel (8 Yobel). Setelah itu Yerusalem akan kembali menjadi “wilayah tak bertuan” selama satu Yobel (Yobel ke-9), lalu pada Yobel berikutnya (Yobel ke-10), Yerusalem akan kembali dimiliki oleh bangsa Yahudi dan ini akan menunjukkan awal  zaman yang menunjukkan zaman Mesianik.”

http://www.posttribraptureforum.com/KRIEGER_CHARTS.pdf
http://www.posttribraptureforum.com/KRIEGER_CHARTS.pdf
Rabbi Judah Ben Samuel meramalkan dengan tepat pendudukan Jerusalem selama 10 Yobel dan merujuk Yobel ke 10 sebagai akhir jaman, tak dapat menembus zaman setelah 2017 namun hanya menyebutkan The Day of the Lord, yang artinya manusia hidup dalam aturan Tuhan. Sama seperti yang disampaikan Jaya Baya bahwa jaman sedang menuju Kala Suba yaitu hidup sesuai aturan Tuhan.

Sehingga dari diagram kita dapat melihat perkiraan sejak tahun 2017 adalah masa transisi menuju proses pemurnian, mungkin saja selama masa transisi adalah proses pembangunan bahtera untuk orang-orang yang diselamatkan. Bila pada zaman Nuh bahtera itu dalam bentuk fisik maka pada zaman ini bahtera itu dalam bentuk Visi, kemudian ketika tahun 2020 proses eksekusi berlangsung maka orang-orang yang selamat adalah orang yang terpilih sesuai dengan kehendakNya untuk melanjutkan Visi kehidupan di muka bumi. 

Proses  Pemurnian

Bila kita teliti lagi proses pemurnian bumi pada fase pertama adalah proses memusnahkan tubuh fisik manusia dan hewan yang sudah mendukakan hati Tuhan. Sehingga Manusia raksasa Giborim, Nefilim dan binatang-binatang yang dirasuki setan dimusnahkan dan diikat dalam kekelaman yang dalam. Nuh sebagai pemimpin yang membawa, keluarga dan hewan diselamatkan dengan menggunakan bahtera dari kayu, besi dan batu. Nuh di lockdown beserta hewan yang diselamatkan dalam bahtera selama 371 hari.

Tentunya proses pemurnian bumi pada fase kedua adalah memisahkan Roh sekutu dari manusia yang menghantui, yang sebelumnya menjadi penasehat, menjadi sumber informasi, menjadi sumber kekuatan bagi manusia sekutunya. Tentunya bila tubuh fisik turun kedalam kekelaman, maka roh akan naik ke langit (tergantung versi kepercayaan masing-masing individu). Namun yang menjadi bahtera pada fase pemurnian kedua ini  adalah jalan bakti yang ditempuh dalam kehidupan seseorang.  Anehnya proses pemurnian fase II ini manusia di lockdown di rumahnya sendiri.

Manusia bahkan diperintahkan untuk beribadah di rumah masing-masing, tidak perlu orang lain mengetahui betapa besar cinta kita kepada Tuhan. Demikian juga dengan gereja dan tempat ibadah lain, yang harus mempertahankan kehidupan organisasi gereja ketika jemaatnya tidak lagi hadir di gereja.

Bila pada fase pertama kekuatan yang digunakan untuk membersihkan tubuh fana yaitu air yang merupakan benda mati, maka pada fase II ini digunakan benda hidup yaitu Virus yang menyerang ke seluruh dunia. Hampir sama dengan ruh yang tidak dapat dilihat namun aksinya nyata bekerja keseluruh dunia, setiap hari bertambah yang terpapar bahkan yang meninggal dunia. Bisa jadi setiap virus telah memiliki target masing-masing atas setiap karma yang dimiliki manusia. Namun Tuhan telah menggenapi janjinya untuk tidak lagi menggunakan air bah yang dapat menghancurkan manusia, hewan dan bumi.

Berapa lama masa pemurnian fase II bekerja ? bila kita lihat pada fase pertama masa lockdown nabi Nuh lamanya mencapai satu tahun lebih atau 371 hari, padahal proses pemurniannya dilaksanakan sekaligus tanpa terkecuali. maka proses pemurnian fase II ini bisa jadi mencapai lebih dari  1 atau 2 kali lipat fase pertama. Hal ini terjadi apabila misi Virus Corona adalah untuk menanamkan doktrin baru dalam pikiran dan hati manusia. Dimana selama ini manusia sudah tidak percaya lagi akan aturan dan hukum Tuhan, tidak lagi memiliki ras takut akan Tuhan dan mengabaikan susila yang menjadi tiang kedamaian hidup sesama manusia.

Grand Desain Corona

Semua langkah-langkah yang diambil dalam rangka mengantisipasi pandemi adalah sikap dan perilaku yang diharapkan kepada manusia baru. Seperti penggunaan masker untuk semua orang yang menyiratkan bahwa semua orang akan sama bekerja dan semua orang harus mengendalikan mulutnya, untuk berbicara. Demikian juga dengan tinggal dirumah suatu teguran untuk kembali kepada jati diri sendiri. Menjaga jarak antara satu dengan lainnya, implikasinya tidak lagi membentuk persekutuan tersembunyi yang jahat. Selalu mencuci tangan yang berarti juga tidak mencemari dirinya dengan pekerjaan yang kotor.

Bila langkah-langkah antisipasi tersebut akan ditanamkan dalam benak manusia baru, maka 1 atau 2 tahun tidak cukup dalam proses penanaman doktrin. Itu artinya manusia harus siap bekerja kembali seperti biasa, namun dengan tetap waspada, menjaga jarak, menggunakan masker dan menjaga kebersihan tangan. Bila proses pemurnian ini aktif hingga 2 tahun atau lebih maka tidak ada lagi alasan manusia untuk sembunyi di dalam rumah selama itu.

Akhirnya kita harus pasrah, seperti manusia pase awal yang tidak dapat lari menjauh dari air bah kecuali orang yang ditentukan selamat oleh Tuhan. Kita akan menyadari, terpapar Virus Corona bukan berarti akhir dari perjalanan kita di muka bumi. Tetapi yang lebih ditekankan disini adalah, kita harus menyadari bahwa maut setiap saat bisa menjemput bukan saja melalui virus Corona atau dengan cara apa saja, tetapi juga agar kita selalu siap dengan pekerjaan dan amal yang baik.

Zaman Baru Fase III

Ketika muncul banyaknya ramalan dunia kiamat pada tahun 2016. Maka sejak saat itu hingga masa eksekusi Virus Covid-19 adalah proses menyelesaikan setiap perjanjian anak manusia dengan ruh sekutunya. Boleh jadi untuk menyelesaikan perjanjian itu anak manusia harus menanggung penderitaan, baik berupa penyakit atau sulitnya kehidupan sehari-hari. Pada saat memasuki zaman baru fase III setiap ruh akan disempurnakan untuk kembali kepada alam yang lebih tinggi, setelah menyelesaikan perjanjian dengan manusia.

Masa transisi hingga proses pemurnian adalah masa-masa menyelesaikan perjanjian manusia dengan ruh-ruh gaib yang telah memberi kekuatan, kekuasaan, materi  bahkan penindasan. Sehingga manusia pada zaman baru fase III tidak lagi terikat dengan ruh-ruh gaib yang menawarkan kekuatan, kekuasaan, materi diluar kemampuan manusia.

Pada jaman baru fase ke II kehidupan manusia setelah setelah proses pemurnian I, manusia tidak lagi dapat dicampuri tubuh fisik malaikat yang turun kebumi (Giborim, Nefilim dan manusia yang dikloning dengan tubuh fisik malaikat yang turun kebumi dengan kekuatan super), namun ternyata malaikat yang turun kebumi masih berada di tengah-tengah manusia dalam bentuk ruh dan kekuatan gaib yang mencampuri dan mempengaruhi kehidupan manusia. Manusia dihantui ketakutan oleh ruh gaib yang turun kebumi, sementara yang lain melakukan persekutuan dengan ruh gaib yang turun kebumi. Manusia baru pada fase II memiliki tubuh yang proporsional manusia biasa, namun persekutuan dengan ruh gaib yang turun kebumi membuka rahasia kekuatan super dan kekuatan raksasa manusia.

Bila pada manusia pertama Hawa, dijanjikan pengetahuan yang baik dan buruk yaitu membuka rahasia tubuh fisik manusia yang terlarang dan tidak terlarang, sehingga manusia menyadari akan ketelanjangan dirinya. Maka manusia pada fase II ini  ditawarkan akan kemampuan supranutural yaitu kemampuan melihat melalui ruh. Ini lah manusia-manusia super pada zaman fase II dimana kekuatan super tersebut banyak di manfaatkan oleh  pemimpin untuk memperkuat kekuasaannya, melariskan dagangan, mengirim tenung, membuat pesona diri, meningkatkan wibawa dan lain sebagainya.

Manusia fase II juga mengobrak-abrik aturan karma dengan perjanjian darah, dimana layaknya seorang ijon yang memberikan bantuan modal kepada petani. Namun akhirnya, keturunannya harus menerima keadaan, dimana setiap rejekinya yang turun kebumi, sudah diambil penguasa udara untuk membayar hutang leluhurnya kepada penguasa udara. Sehingga setiap doa-doa permohonan rejekinya seolah-olah tidak pernah dirilis untuk diberikan.

Pada zaman baru fase III manusia tidak lagi dipengaruhi oleh Fisik maupun ruh gaib yang turun kebumi, itulah sebabnya zaman itu disebut hidup dalam aturan Tuhan. Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju dan tinggi, manusia tidak lagi dicobai oleh ruh gaib tetapi dicobai oleh nafsunya dan keserakahannya semata. Apakah karena kekuatan gaib sudah mendidik manusia pada fase pertama dan fase kedua menjadi manusia-manusia dengan keserakahan raksasa?. Kemampuan teknologi yang tinggi bahkan sudah sampai pada puncaknya sehingga sudah membuat manusia takabur, di belahan Bumi Eropah berkembang faham Atheis, yaitu tidak lagi mempercayai adanya Tuhan. Bahwa manusia itu dapat hidup eksis dan sejahtera karena kemampuannya dan kekuatannya berusaha, bekerja dan berkarya.

Pada zaman baru Fase III maka kebenaran hakiki akan di bangkitkan, siapa yang bekerja dia akan menuai hasil sesuai keringat yang telah dikeluarkan. Tidak ada lagi manusia menggunakan kekuatan ruh gaib untuk menopang kekuasaannya, tidak ada lagi kekuatan supranutural yang dapat dikendalikan anak manusia kecuali Tuhan menganugrahkan kekuatan itu. Maka Ketika anak manusia berdoa, bekerja dan berserah pada kekuatan Tuhan, maka mereka akan beroleh berkah atas doa dan rejeki dari pekerjaannya.  

Berserah dan tunduk kepada tuhan dalam bahasa Arab adalah Aslama yang merupakan akar kata dari Islam. Sehingga orang-orang yang menyentuh pada zaman baru yaitu masa setelah akhir zaman mengatakan sebagai zaman kebangkitan kekuatan Islam. Semuanya kembali kepada keyakinan kita masing-masing untuk mengambil sikap atas kejadian yang kita alami saat ini. Namun yang pasti, siapapun yang berserah, berharap dan bekerja atas hukum dan aturan Tuhan pasti akan mendapat ganjaran yang setimpal. Semoga kita dapat melewati pandemi Covid-19 ini dengan selamat,  Tetaplah berdoa, bekerja dan melayani dengan tulus ikhlas.

dikutip dari berbagai sumber :

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun