Zaman Baru Fase III
Ketika muncul banyaknya ramalan dunia kiamat pada tahun 2016. Maka sejak saat itu hingga masa eksekusi Virus Covid-19 adalah proses menyelesaikan setiap perjanjian anak manusia dengan ruh sekutunya. Boleh jadi untuk menyelesaikan perjanjian itu anak manusia harus menanggung penderitaan, baik berupa penyakit atau sulitnya kehidupan sehari-hari. Pada saat memasuki zaman baru fase III setiap ruh akan disempurnakan untuk kembali kepada alam yang lebih tinggi, setelah menyelesaikan perjanjian dengan manusia.
Masa transisi hingga proses pemurnian adalah masa-masa menyelesaikan perjanjian manusia dengan ruh-ruh gaib yang telah memberi kekuatan, kekuasaan, materi  bahkan penindasan. Sehingga manusia pada zaman baru fase III tidak lagi terikat dengan ruh-ruh gaib yang menawarkan kekuatan, kekuasaan, materi diluar kemampuan manusia.
Pada jaman baru fase ke II kehidupan manusia setelah setelah proses pemurnian I, manusia tidak lagi dapat dicampuri tubuh fisik malaikat yang turun kebumi (Giborim, Nefilim dan manusia yang dikloning dengan tubuh fisik malaikat yang turun kebumi dengan kekuatan super), namun ternyata malaikat yang turun kebumi masih berada di tengah-tengah manusia dalam bentuk ruh dan kekuatan gaib yang mencampuri dan mempengaruhi kehidupan manusia. Manusia dihantui ketakutan oleh ruh gaib yang turun kebumi, sementara yang lain melakukan persekutuan dengan ruh gaib yang turun kebumi. Manusia baru pada fase II memiliki tubuh yang proporsional manusia biasa, namun persekutuan dengan ruh gaib yang turun kebumi membuka rahasia kekuatan super dan kekuatan raksasa manusia.
Bila pada manusia pertama Hawa, dijanjikan pengetahuan yang baik dan buruk yaitu membuka rahasia tubuh fisik manusia yang terlarang dan tidak terlarang, sehingga manusia menyadari akan ketelanjangan dirinya. Maka manusia pada fase II ini  ditawarkan akan kemampuan supranutural yaitu kemampuan melihat melalui ruh. Ini lah manusia-manusia super pada zaman fase II dimana kekuatan super tersebut banyak di manfaatkan oleh  pemimpin untuk memperkuat kekuasaannya, melariskan dagangan, mengirim tenung, membuat pesona diri, meningkatkan wibawa dan lain sebagainya.
Manusia fase II juga mengobrak-abrik aturan karma dengan perjanjian darah, dimana layaknya seorang ijon yang memberikan bantuan modal kepada petani. Namun akhirnya, keturunannya harus menerima keadaan, dimana setiap rejekinya yang turun kebumi, sudah diambil penguasa udara untuk membayar hutang leluhurnya kepada penguasa udara. Sehingga setiap doa-doa permohonan rejekinya seolah-olah tidak pernah dirilis untuk diberikan.
Pada zaman baru fase III manusia tidak lagi dipengaruhi oleh Fisik maupun ruh gaib yang turun kebumi, itulah sebabnya zaman itu disebut hidup dalam aturan Tuhan. Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju dan tinggi, manusia tidak lagi dicobai oleh ruh gaib tetapi dicobai oleh nafsunya dan keserakahannya semata. Apakah karena kekuatan gaib sudah mendidik manusia pada fase pertama dan fase kedua menjadi manusia-manusia dengan keserakahan raksasa?. Kemampuan teknologi yang tinggi bahkan sudah sampai pada puncaknya sehingga sudah membuat manusia takabur, di belahan Bumi Eropah berkembang faham Atheis, yaitu tidak lagi mempercayai adanya Tuhan. Bahwa manusia itu dapat hidup eksis dan sejahtera karena kemampuannya dan kekuatannya berusaha, bekerja dan berkarya.
Pada zaman baru Fase III maka kebenaran hakiki akan di bangkitkan, siapa yang bekerja dia akan menuai hasil sesuai keringat yang telah dikeluarkan. Tidak ada lagi manusia menggunakan kekuatan ruh gaib untuk menopang kekuasaannya, tidak ada lagi kekuatan supranutural yang dapat dikendalikan anak manusia kecuali Tuhan menganugrahkan kekuatan itu. Maka Ketika anak manusia berdoa, bekerja dan berserah pada kekuatan Tuhan, maka mereka akan beroleh berkah atas doa dan rejeki dari pekerjaannya. Â
Berserah dan tunduk kepada tuhan dalam bahasa Arab adalah Aslama yang merupakan akar kata dari Islam. Sehingga orang-orang yang menyentuh pada zaman baru yaitu masa setelah akhir zaman mengatakan sebagai zaman kebangkitan kekuatan Islam. Semuanya kembali kepada keyakinan kita masing-masing untuk mengambil sikap atas kejadian yang kita alami saat ini. Namun yang pasti, siapapun yang berserah, berharap dan bekerja atas hukum dan aturan Tuhan pasti akan mendapat ganjaran yang setimpal. Semoga kita dapat melewati pandemi Covid-19 ini dengan selamat, Â Tetaplah berdoa, bekerja dan melayani dengan tulus ikhlas.
dikutip dari berbagai sumber :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Air_bah_(Nuh)
- https://oediku.wordpress.com/2016/05/25/akhir-zaman-dalam-pandangan-prabu-jayabaya-dan-kitab-suci/
- https://blogcatatanakhirzaman.wordpress.com/2015/05/29/percaya-atau-tidak-seluruh-nubuatan-rabbi-judah-ben-samuel-telah-terjadi-dengan-ketepatan-yang-luar-biasa/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Masa_sebelum_air_bah_(mitologi)
- http://www.posttribraptureforum.com/KRIEGER_CHARTS.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H