Pergantian Presiden  Soekarno kepada Presiden Soeharto babak baru 'Orba' pun dimulai. Penertiban jumlah partai politik lebih diserdehanakan menjadi tiga partai politik dimasanya.
Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dan ideologi Komunis tidak diperbolehkan, hanya ada dua Ideologi Nasionalis dan Agamis. Dileburkan dalam tiga partai politik ini.
Menariknya, dimasa berkuasanya Orba tidak ada istilah koalisi seperti era Orla dan era Reformasi yang jelas mencolok.
Namun, pemerintah sangat mendominasi pemerintahan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Â Dan support dari kalangan militer jadi basis utama sebagai kekuatan pemerintahan Orba.
Maka stigma diera orde baru sangat dikenal dengan istilah kata ABG (ABRI, Birokrasi, dan Golkar). Sehingga dominasi ini, Orba dapat bertahan selama 32 tahun, berkuasa tanpa ada satupun kekuatan penyeimbang.
Dengan lengser Soeharto, maka berakhirlah rezim orde baru. Pasca aksi demontrasi besar-besaran dilakukan mahasiswa pada tahun 1998. Menuntut Soeharto untuk turun dari kursi jabatannya sebagai Presiden.Â
Koalisi Masa Reformasi, Berlangsung Sampai Saat Ini
Lengsernya Soeharto dari kursi kekuasaan, babak baru iklim demokrasi Indonesia dimulai. Angin segar dari perubahan alam demokrasi yang selama dianggap absolut (otoriter) menjadi lebih demokratis.Â
Hal ini ditandai dengan adanya perubahan konstitusi (Undang-undang), terjadinya empat kali amandemen dalam kurun waktu 4 tahun, dari tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002.
Antusias suasana politik yang menarik, menginisiasi banyak parpol baru yang terbentuk masa reformasi. Keikutsertaan pada pemilu 1999 yang diikuti  48 partai, berpartisipasi dalam kontestasi pemilu setelah reformasi.
Salah satunya PDI P yang dipimpin putri sulung Presiden pertama Megawati Soekarno Putri, setelah keluar dari Partai PDI lama yang dipimpin Soerjadi dan Buttu Hutapea.Â