Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Novel "Menunggu Beduk Berbunyi" Karya Buya Hamka

12 Februari 2021   16:11 Diperbarui: 12 Februari 2021   16:17 2486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diakhir surat Arsil berharap pada Ayahnya.

Harapan ananda kepada Ayah cuma satu yaitu hati-hatilah Ayah dalam menjaga diri karena disaat genting seperti sekarang, ada juga tenaga-tenaga liar yang tidak bertanggung jawab dan tidak terikat oleh disiplin, yang memandang jiwa manusia lebih murah dari jiwa ayam.

Anak Ayah,

Arsil

Khutbah Jum'at menyadarkan Tuan Sharif

Khatib berkhutbah,

"Puasa akan datang, terimalah bulan yang mulia ini dengan penuh iman. Dari waktu sahur, kita tahan menderita lapar dan haus, lelah dan payah. Maka tahanlah lapar dan haus, lelah dan dahaga itu. Sabarlah menunggu beduk berbunyi. Beduk pasti berbunyi apabila waktunya telah tiba. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat menahan terbenam matahari.

Setelah terbenam matahari di ufuk barat, beduk pun pasti berbunyi. Ada orang yang tidak tahan menunggu beduk berbunyi, katanya terlalunlapar. Hari sudah pukul enam kurang sepuluh, tanda matahari akan tenggelam telah tampak, cahaya merah telah ada di barat.

Lantaran tidak tahan, dibatalkan saja puasanya. Diminumnya seteguk air untuk menghilangkan dahaga. Lepaslah puasanya dan batallah amalannya, percuma haus-laparnya dan bangun bersiap hendak makan sahur sejak pertengahan malam. Bagaimanakah perasaan orang itu setelah orang lain berbuka puasa di waktu yang tepat dengan gembiranya. Walaupun dia turut makan pula?"

Itulah rangkaian kalimat khatib menerangkan hikmah puasa. Kalimat yang sangat menyentuh hati Tuan Sharif secara tak langsung. Ia merasa dirinya bersalah yang merasa bahwa dirinya orang yang tidak sabar menunggu beduk berbunyi.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun