Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Haji Uma, Tokoh Komedian dari Aceh Terpilih sebagai Anggota DPD Selama Tiga Periode, Bagaimana Bisa Ya?

29 Februari 2024   17:45 Diperbarui: 29 Februari 2024   22:34 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomenal ini tampak kasat mata,  cukup banyak anggota DPD dan DPR,  baik nasional provinsi, dan kabupaten yang tidak konsisten dengan janji politik yang diungkapkan.

Kinerja mereka rata- rata  berada di bawah standar. Setelah mereka menjabat dan menjadi anggota DPD  dan DPR mereka  hidup dalam keadaan hedon. Sifat hedonisme ini telah menjadikan mereka lari dari janji yang sudah diungkapkan. 

Jika merujuk pada ulasan di atas, mereka yang Inkumben atau pertahana tidak mampu melanjutkan episode selanjutnya sebagai senator atau anggota dewan di senayan, provinsi dan kabupaten / kota. 

Seandainya saja mereka anggota  dewan yang pertahana mau memanfaatkan kondisi dan masa menjabat sebagai batu loncatan untuk periode selanjutnya, maka mereka pasti bisa bertahan untuk beberapa periode ke depan.

Masyarakat Lebih Percaya pada  Komedian dan Praktisi daripada  Tokoh Politik 

Tokoh -tokoh baru yang bermunculan selama ini merupakan sebuah fenomena baru dalam dunia perpolitikan Indonesia. Mereka berasal dari berbagai profesi , mulai dari artis,  komedian dan praktisi dari berbagai bidang.

Secara umum mereka  bukan merupakan tokoh yang telah dikaderisasi oleh partai politik. Untuk mencalonkan diri menjadi senator atau Perwakilan Daerah di senayan mereka memanfaatkan popularitas pribadi yang telah dirintis dalam waktu lama.

Selanjutnya, untuk mencalonkan diri menjadi anggota dewan perwakilan Daerah ( DPD)., mereka memanfaatkan sejumlah Kartu Tanda Penduduk ( KTP) sebagai bukti dukungan yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Komisi Pemilu Umum ( KPU) 

Di tengah kehidupan masyarakat, mereka cukup familiar dengan profesi yang diemban selama ini, bukan sebagai tokoh politik yang mengobral pepesan kosong setiap lima tahun sekali. 

Melalui popularitas yang dibangun dengan waktu lama dan berdarah -darah mereka tampil sebagai perwakilan rakyat  pada calon legislatif yang di gelar pemerintah. Dengan pakaian khas dan penampilan unik yamg mereka miliki tanpa kamuflase, akhirnya para komedian dan profesi lain mendapatkan tiket dari masyarakat menuju senayan. 

Simpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun