Seperti tokoh  Komedian Haji Uma yang ada di Aceh. Sosok Tgk Haji  Uma yang dikenal memiliki temparamem tinggi  (cepat marah) kemana -mana menggunakan baju kaus polos putih, pakai peci haji, sepeda ontel dan membawa sebilah parang.Â
Pada saat pencoblosan dimulai para pemilih lebih mengenal tokoh ini daripada tokoh lain yang cerdas dan pernah menduduki jabatan publik dalam waktu yang lama.Â
Sebenarnya tidak ada anggapan bahwa tokoh komedian sekelas Haji Uma akan mampu mengubah paradigma berpikir, namun karena rasa kecewa memuncak. Masyarakat melepaskan kekecewaan tersebut  dengan cara memilih tokoh komedian  untuk mewakilinya di parlemen.Â
Ketika terpilih pada periode pertama , tokoh komedian Haji Uma yang terkenal luas di negeri Serambi Mekkah tidak menyia -nyiakan kepercayaan masyarakat Aceh. Tokoh yang akrab disapa dengan " "Abu Si Yusniar " dalam Film Empang Breuh" langsung aksi dengan berbagai kegiatan sosial.
Aksi yang dilakukan langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat Aceh. Hasil dari aksi yang dilakukan itu telah memberikan manfaat yang luar biasa. Misalnya tokoh ini membatu memfasilitasi seluruh warga Aceh yang merantau baik dalam negeri maupun di luar negeri apabila mengalami musibah atau bermasalah dengan hukum..
Bukan hanya itu tokoh ini selalu mempunyai agenda yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat Aceh. Merujuk pada hal tersebut masyarakat Aceh memberikan kepercayaan ulang kepada tokoh komedian ini untuk melanjutkan tugasnya sebagai senator mewakil Aceh.Â
Kinerja Anggota DPD/ DPR yang Inkumben jadi Penentu
Zaman terus berputar, teknologi berkembang pesat dan  informasi  melaju begitu cepat. Transparansi informasi selalu melampaui zaman.Â
Hal ini menjadikan masyarakat  semakin paham akan perkembangan informasi. Janji- janji politik yang pernah diucapkan oleh para caleg pada saat melakukan kampanye , jejak digital itu tidak dapat berbohong.Â
Sekali Ia meluncur lewat jaringan yang mendunia, maka Ia akan melekat selamanya sebagai data informasi yang terdokumentasi dengan baik.Â
Kinerja anggota legislatif yang ada selama ini tidak berbanding terbalik dengan janji yang diucapkan pada saat melakukan kampanye. Â Kebanyakan dari mereka setelah terpilih langsung mengidap "Penyakit lupa". Janji -janji politik seperti digeltiik yang gelinya hanya sesaat.