Fenomenal ini tampak kasat mata,  cukup banyak anggota DPD dan DPR, baik nasional provinsi, dan kabupaten yang tidak konsisten dengan janji politik yang diungkapkan.
Kinerja mereka rata- rata  berada di bawah standar. Setelah mereka menjabat dan menjadi anggota DPD  dan DPR mereka hidup dalam keadaan hedon. Sifat hedonisme ini telah menjadikan mereka lari dari janji yang sudah diungkapkan.Â
Jika merujuk pada ulasan di atas, mereka yang Inkumben atau pertahana tidak mampu melanjutkan episode selanjutnya sebagai senator atau anggota dewan di senayan, provinsi dan kabupaten / kota.Â
Seandainya saja mereka anggota  dewan yang pertahana mau memanfaatkan kondisi dan masa menjabat sebagai batu loncatan untuk periode selanjutnya, maka mereka pasti bisa bertahan untuk beberapa periode ke depan.
Masyarakat Lebih Percaya pada Komedian dan Praktisi daripada  Tokoh PolitikÂ
Tokoh -tokoh baru yang bermunculan selama ini merupakan sebuah fenomena baru dalam dunia perpolitikan Indonesia. Mereka berasal dari berbagai profesi , mulai dari artis, komedian dan praktisi dari berbagai bidang.
Secara umum mereka  bukan merupakan tokoh yang telah dikaderisasi oleh partai politik. Untuk mencalonkan diri menjadi senator atau Perwakilan Daerah di senayan mereka memanfaatkan popularitas pribadi yang telah dirintis dalam waktu lama.
Selanjutnya, untuk mencalonkan diri menjadi anggota dewan perwakilan Daerah ( DPD)., mereka memanfaatkan sejumlah Kartu Tanda Penduduk ( KTP) sebagai bukti dukungan yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Komisi Pemilu Umum ( KPU)Â
Di tengah kehidupan masyarakat, mereka cukup familiar dengan profesi yang diemban selama ini, bukan sebagai tokoh politik yang mengobral pepesan kosong setiap lima tahun sekali.Â
Melalui popularitas yang dibangun dengan waktu lama dan berdarah -darah mereka tampil sebagai perwakilan rakyat pada calon legislatif yang di gelar pemerintah. Dengan pakaian khas dan penampilan unik yamg mereka miliki tanpa kamuflase, akhirnya para komedian dan profesi lain mendapatkan tiket dari masyarakat menuju senayan.Â
Simpulan