Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dua Langkah Jitu Penggambaran Karakter Tokoh dalam Cerpen, Nomor 2 Paling Banyak Digunakan Pengarang

30 Januari 2024   10:36 Diperbarui: 30 Januari 2024   10:45 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar; Pixabay 

 Penggambaran watak tokoh melalui lingkungan sekitar tokoh  adalah dengan cara mendeskripsikan tentang  kehidupan tokoh, tempat tinggal atau lingkungan keluarga tokoh.

 Penggambaran watak seperti ini dimulai dengan pengenalan siapa tokoh sebenarnya, kemudian dilanjutkan dengan lingkungan keluarganya, lingkungan masyarakat dan kebiasaan yang dilakukan tokoh. Kebiasaan yang dimiliki tokoh biasanya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tokoh tersebut berada. Agar lebih jelas dapat dilihat pada kutipan berikut ini.    

Amru pergi ke Madrasah rindu  ingin bertemu dengan teman-temanya. Begitu menginjak kaki di halaman madrasah Amru langsung diserbu teman–teman seperjuangan. Ahlan wa sahlan, selamat datang ya Amru kami semua rindu padamu ”sambut Ahmad ketua kelas mereka. 

”Masya Allah  hangatnya berjumpa kalian  aku juga ridu pada kalian. Wahai tentara-tentara Allah berhati singa.   (Habiburrahman El  Shrazy: Seratus Peluru untuk Amru)

Penggalan di atas,  memaparkan  tentang lingkungan  sekitar tokoh yaitu lingkungan perjuangan, lingkungan tersebut tidak langsung berhubungan dengan tempat tinggal tokoh, akan tetapi lingkungan yang dipaparkan di atas adalah lingkungan yang menggambarkan kehidupan tokoh pada usia kecil, yaitu tokoh Amru.  

Dari lingkungan dan keadaan yang ada dalam kutipan tersebut, pembaca dapat mengetahui bagaimana watak tokoh sebenarnya. 

Pikiran-Pikiran dalam Hati Tokoh  

 Pengungkapan watak tokoh melalui pikiran-pikiran dalam hati tokoh  dalam cerita rekaan agak sukar untuk diketahui pembaca. Akan tetapi, jika cerita rekaan tersebut tidak berada dalam bentuk tulisan pembaca yang teliti mungkin dapat mengenal bagaimana watak tokoh sebenarnya. 

Kemudahan menemukan watak tokoh berdasarkan cerita yang disajikan menggunakan media elektronik karena dalam yang bentuk ini ada bagian-bagian tersendiri menampilkan bentuk monolog yang dilakukan oleh seorang tokoh.  Dari monolog tersebut dapat diketahui watak seorang tokoh dalam cerita yang disajikan berdasarkan media elektronik (sinema  dan film).

Hal seperti di atas, tidak ditemukan  dalam cerita yang disajikan berdasarkan tulisan. Dalam bentuk seperti ini biasanya  dapat di tandai dengan kata-kata khusus seperti, pikirnya, dalam hatinya, dan  bertanya pada diri sendiri  yang diucapkan oleh seseorang tokoh. Kata-kata seperti ini berbentuk kecurigaan  atau dugaan seorang tokoh terhadap tokoh lain dalam cerita. Agar lebih jelas tentang hal ini perhatikan kutipan berikut ini.

 ”Ah aman, alhamdulillah, guman Amru lega begitu Ia masuk dalam terowongan. Sementara kedua tentara Israel itu melenggang dengan congkaknya, melintas tepat di atas kepala Amru.

 Amru terpaku di dalam terowongan, keningnya berkerut, pikirannya berputar merancang strategi mengecoh dua tentara Israel agar berpindah dari jalan pintas yang biasa ia lalui itu. Yah, ketemu! Seru Amru dalam hatinya.  (Habiburrahman El  Shrazy: Seratus Peluru untuk Amru)

 Dari penggalan di atas  dapat diketahui  bagaimana watak Amru dalam penggalan di atas. Watak Amru  yang begitu takut pada tentara Israel, Amru  mengatur strategi secara diam-diam agar Dia terbebas dari dua tentara tersebut.   Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan watak tokoh melalui pikiran-pikiran dalam hati tokoh seorang pembaca dituntut lebih teliti dalam memahami setiap pembicara atau peran yang dimainkan tokoh.

Penulis adalah Pemimpin  Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun