Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dua Langkah Jitu Penggambaran Karakter Tokoh dalam Cerpen, Nomor 2 Paling Banyak Digunakan Pengarang

30 Januari 2024   10:36 Diperbarui: 30 Januari 2024   10:45 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar; Pixabay 

Ketika seseorang  menikmati  cerpen, Ia  akan bertanya, Mengapa tokoh yang digambarkan dalam  cerita ini mirip sekali dengan si anu ya?  Dari segi cara bicara dan gaya jalannya  mengapa mirip sekali dengan teman Saya ?  

Untuk menjawab pertanyaan tersebut ternyata dalam ilmu sastra  dijelaskan  bahwa tokoh atau pelaku  cerita mempunyai sifat  tiga dimensi. Ketiga dimensi tersebut adalah dimensi psikologis, psiologis dan sosiologis.   

Dimensi psikologis adalah sebuah dimensi yang menggambarkan bahwa tokoh tersebut  seolah olah benar ada salam kehidupan nyata. Dimensi  ini berhubungan dengan jiwa-jiwa yang dimiliki oleh tokoh. Psikologis yang dimaksud di sini adalah temparamem dan emosional yang  dimiliki tokoh mirip dengan kehidupan nyata. 

Dimensi  kedua  adalah  psiologis, dimensi  ini  berkaitan  dengan  bentuk  fisik  tokoh.  Artinya, bentuk fisik yang digambarkan dalam cerpen betul- betul alami seperti yang ada dalam kehidupan nyata.  Misalnya, tokoh punya mata hidup dan telinga ,bahkan gaya jalan pun mirip seperti tokoh dalam kehidupan nyata. 

Dimensi ketiga adalah dimensi sosiologis. Dimensi ini merupakan dimensi  yang paling menentukan dalam cerpen..status sosial yang dimiliki oleh tokoh sama dengan kehidupan nyata. Misalnya seorang tokoh bertidak sebagai guru, dosen, pengemis .Apabila  pengarang mampu mengaplikasikan   dimensi  ini  dengan tepat, maka  cerita yang  dibawakan  akan tampak lebih  sempurna 

Sebenarnya, ketiga  dimensi  yang  sudah disebutkan  di atas  berkait dengan  tokoh  dalam sebuah  cerpen merupakan  sebuah  naturalisasi antara  sebuah  peritiwa  hayalan  dan  kenyataan. Penggunaan  dimensi tersebut  untuk  membuka bahwa seolah-olah  olah  cerita  yang disampaikan  bias  dari  hayalan  dan  nyata 

Sebagaimana   berkaitan dengan watak tokoh, setiap pengarang mempunyai cara tersendiri untuk menggambarkan   dalam cerita. Penggambaran tersebut melalui dua cara yaitu 1) secara  langsung (analitik) dan 2) secara  (dialog) dramatik. Berikut ini akan diuraikan kedua cara penggambaran watak dari tokoh tersebut  

Baca juga: Amanat dalam Cerpen

1. Secara  Langsung (Analitik)       

 Penggambaran watak tokoh secara langsung dalam cerita adalah pengarang langsung menyebutkan secara implisit. Penyebutan seperti ini memudahkan pembaca untuk memahami bagaimana watak dari tokoh  sebenarnya. 

Watak yang disebutkan langsung diwakilkan pada sebuah kata atau kelompok kata dalam cerita. Kalaupun tidak diwakilkan pada  kata atau kelompok kata,  pengarang  menguraikan tentang watak yang dimilki tokoh.   Seperti yang tergambar   pada  penggalan kutipan berikut.

Memesan tulisan  di papan itu mahal! akhirnya Salijan teringat akan kepraktisan dalam keuangan, harga papan ongkos pengecatan, tulisan – ah, sepuluh ribu pasti habis ke situ.! Tentulah suaminya tidak akan setuju. Jumlah itu besar lebih baik ditambahkan ke tabungan guna mengurus sertifikat baru tanah yang masih mereka miliki. 

Demikian sukar, berbelit dan mahal untuk mendapatkan surat-surat-aurat tersebut, kata Samijo. Dan katanya lagi semakin lama akan semakin mahal, pegawai di kantor-kantor pemerintah akan minta jasa lebih besar lagi. Jadi pengeluaran yang bukan untuk makan, pakaian lebaran, dan kesehatan harus dihindari  (Tim Metrik :Media Literata,  2023: 80) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun