Penggambaran watak tokoh melalui lingkungan sekitar tokoh adalah dengan cara mendeskripsikan tentang kehidupan tokoh, tempat tinggal atau lingkungan keluarga tokoh.
Penggambaran watak seperti ini dimulai dengan pengenalan siapa tokoh sebenarnya, kemudian dilanjutkan dengan lingkungan keluarganya, lingkungan masyarakat dan kebiasaan yang dilakukan tokoh. Kebiasaan yang dimiliki tokoh biasanya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tokoh tersebut berada. Agar lebih jelas dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
Amru pergi ke Madrasah rindu ingin bertemu dengan teman-temanya. Begitu menginjak kaki di halaman madrasah Amru langsung diserbu teman–teman seperjuangan. Ahlan wa sahlan, selamat datang ya Amru kami semua rindu padamu ”sambut Ahmad ketua kelas mereka.
”Masya Allah hangatnya berjumpa kalian aku juga ridu pada kalian. Wahai tentara-tentara Allah berhati singa. (Habiburrahman El Shrazy: Seratus Peluru untuk Amru)
Penggalan di atas, memaparkan tentang lingkungan sekitar tokoh yaitu lingkungan perjuangan, lingkungan tersebut tidak langsung berhubungan dengan tempat tinggal tokoh, akan tetapi lingkungan yang dipaparkan di atas adalah lingkungan yang menggambarkan kehidupan tokoh pada usia kecil, yaitu tokoh Amru.
Dari lingkungan dan keadaan yang ada dalam kutipan tersebut, pembaca dapat mengetahui bagaimana watak tokoh sebenarnya.
Pikiran-Pikiran dalam Hati Tokoh
Pengungkapan watak tokoh melalui pikiran-pikiran dalam hati tokoh dalam cerita rekaan agak sukar untuk diketahui pembaca. Akan tetapi, jika cerita rekaan tersebut tidak berada dalam bentuk tulisan pembaca yang teliti mungkin dapat mengenal bagaimana watak tokoh sebenarnya.
Kemudahan menemukan watak tokoh berdasarkan cerita yang disajikan menggunakan media elektronik karena dalam yang bentuk ini ada bagian-bagian tersendiri menampilkan bentuk monolog yang dilakukan oleh seorang tokoh. Dari monolog tersebut dapat diketahui watak seorang tokoh dalam cerita yang disajikan berdasarkan media elektronik (sinema dan film).
Hal seperti di atas, tidak ditemukan dalam cerita yang disajikan berdasarkan tulisan. Dalam bentuk seperti ini biasanya dapat di tandai dengan kata-kata khusus seperti, pikirnya, dalam hatinya, dan bertanya pada diri sendiri yang diucapkan oleh seseorang tokoh. Kata-kata seperti ini berbentuk kecurigaan atau dugaan seorang tokoh terhadap tokoh lain dalam cerita. Agar lebih jelas tentang hal ini perhatikan kutipan berikut ini.
”Ah aman, alhamdulillah, guman Amru lega begitu Ia masuk dalam terowongan. Sementara kedua tentara Israel itu melenggang dengan congkaknya, melintas tepat di atas kepala Amru.
Amru terpaku di dalam terowongan, keningnya berkerut, pikirannya berputar merancang strategi mengecoh dua tentara Israel agar berpindah dari jalan pintas yang biasa ia lalui itu. Yah, ketemu! Seru Amru dalam hatinya. (Habiburrahman El Shrazy: Seratus Peluru untuk Amru)
Dari penggalan di atas dapat diketahui bagaimana watak Amru dalam penggalan di atas. Watak Amru yang begitu takut pada tentara Israel, Amru mengatur strategi secara diam-diam agar Dia terbebas dari dua tentara tersebut. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan watak tokoh melalui pikiran-pikiran dalam hati tokoh seorang pembaca dituntut lebih teliti dalam memahami setiap pembicara atau peran yang dimainkan tokoh.
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H