Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd
Hampir tiap minggu ruang kerja penulis didatangi oleh siswa bermasalah. Mereka yang datang umumnya ditemani oleh wali kelas, guru Bimbingan Konseling (BK) dan orangtua siswa.
Adapun masalah yang dialami beragam, mulai dari perilaku menyimpang, terlambat ke sekolah, bolos, malas belajar, dan sejumlah permasalahan lainnya yang dimiliki oleh siswa secara umum.
Mereka yang datang ke ruang penulis berasal dari kelas X s.d XII. Permasalahan yang dibawa pun berasal dari hal pribadi sampai masalah sesama teman yang menggangu proses belajar-mengajar. Sebenarnya setiap permasalahan yang muncul di kelas sudah bisa diselesaikan oleh wali kelas sebagai orangtua kedua mereka secara langsung.
Mengingat para siswa adalah generasi muda yang masih labil, artinya jauh dari stabil. Hal ini telah memberikan ruang kepada mereka untuk mencari jati dirinya. Bila merujuk pada ilmu Biologi dan Psikologi, mereka sedang berada pada persimpangan hidup, baik secara biologis maupun secara psikologis.
Secara biologis, mereka sedang mengalami pancaroba, ini ditandai adanya perubahan struktur tubuh yang signifikan. Sedangkan secara psikologis, mereka sedang mengalami perkembangan pikiran atau jiwa. Perkembangan berpikir tersebut kadang membuat haluan hidup melawan arah.
Sekolah sebagai lembaga utama yang menjalankan tujuan Pendidikan Nasional harus hadir dan tampil secara tepat dalam mengelola permasalahan yang di jelaskan di atas. Artinya, kehadiran siswa di sekolah bukan hanya sebagai fisik belaka.
Akan tetapi, jiwanya pun harus jadi pertimbangan. Filosofi "dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat" sangat cocok jika dikaitkan dengan penanganan siswa bermasalah.
Selanjutnya, setiap sekolah pasti memiliki tips dan trik dalam menangani siswa bermasalah. Berkaitan hal ini, berdasarkan pengalaman yang dimiliki penulis ingin memaparkan bahwa, sebaiknya siswa bermasalah di sekolah ditangani secara berjenjang.
Lalu apa dampak yang dimunculkan dari penanganan tersebut? Bagaimana yang dimaksud dengan penanganan berjenjang yang dilakukan sekolah?