Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulis Cepat Lima Menit, adalah Cara Tepat Menata Gagasan dalam Artikel

24 Desember 2023   15:30 Diperbarui: 24 Desember 2023   15:34 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari lalu, telepon genggam milik penulis  berdering. Sekilas penulis mengulik siapa  ya  diujung telepon itu? Masalahnya,  yang melambai di layar telepon hanya nomor  saja. Kebetulan nomor tersebut tidak tersimpan di kontak telepon milik penulis. 

Melihat hal itu, penulis tidak menggubris dan melayani. Wajar jika hal itu penulis abaikan, karena dewasa ini banyak nomor kontak yang tidak jelas menghubungi dan mengirim  pesan dan  ujungnya membawa bencana . Semua isi rekening terkuras dan semua data privasi dibuka telanjang mata.


Lima menit berjeda, sebuah pesan masuk lewat aplikasi WhatsApp ' Assalamualaikum Pak ' Bisa Saya telepon sebentar?, Ini dengan Bu...dari SMP Negeri...". Ketika itu penulis merasa curiga, sambil membatin," Ini ada perlu apa ya?", Kemudian penulis menjawab pesan tersebut" Waalaikumsalam, Boleh bu dengan senang hati! " Begitu pesan terbalaskan langsung telepon penulis menjerit lagi menandakan ada  yang memanggil. 

Tanpa basa -basi penulis langsung angkat telepon. Isi dari pembicaraan panjang tersebut adalah meminta penulis untuk menjadi instruktur pada pelatihan menulis artikel ilmiah pada siswa SMP.

 Setelah pembicaraan panjang, penulis menyatakan setuju dan Kamipun menentukan jadwal kegiatan.
Setelah telepon ditutup, penulis baru tersadar bahwa, objek pelatihan menulis artikel ilmiah popular adalah siswa sekolah SMP yang telah dipilih setiap Rombongan Belajar (Rombel) 1 orang mulai dari kelas VII s.d IX. 

Mereka yang  dipilih sebanyak 27 orang termasuk  siswa yang mempunyai talenta dalam menulis.  Apa lagi  penulis ditantang bahwa tulisan - tulisan tersebut harus diposting di Website Pribadi penulis "Sastrpuna.Com". Menurut pihak pelaksana kegiatan, mereka sering membaca banyak tulisan siswa di website tersebut. 

Ada suatu kebanggaan bila tulisan mereka mampu disandingkan dengan tulisan kakak -kakak mereka yang dari SMA. Kebetulan tulisan - tulisan yang diposting di Website tersebut adalah milik siswa SMA yang manjadi binaan penulis.


Ada dua diksi  yang menggelisahkan penulis dari percakapan panjang kami lakukan, yaitu artikel Ilmiah popular dan siswa SMP "  Mengenai masalah artikel popular mungkin tidak menjadi masalah bagi penulis, hal itu karena sudah sering penulis lakukan. 

Namun yang mengganjal di pikiran penulis adalah siswa SMP. Apakah mereka para generasi Z  paham akan artikel tersebut? Sementara jika mengulik pada kurikulum yang mereka pelajari artikel ilmiah itu hanya berada pada tingkat SMA. Kemudian teknik apa yang harus digunakan, ketika mereka diajak menulis artikel yang sifatnya berat bagi mereka?
Ini sebuah tantangan yang harus dihadapi baik sebagai guru maupun sebagai penulis.

Paradigma yang berkembang bahwa, menulis itu susah harus dibuktikan lewat pelatihan yang digelar selama dua hari. Sebagai guru, penulis ingin membuktikan bahwa walupun materi menulis artikel dipelajari pada tingkat SMA, ternyata jika para guru terutama guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, mau mendalami tentang ilmu menulis ,mereka bisa mengajak siswa untuk menulis secara  berkolaborasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun