Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sebuah Pesan untuk "Menjadi Indonesia"

16 September 2016   00:04 Diperbarui: 16 September 2016   09:02 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak muda telah diberi kesempatan merasakan ribuan lapis proses yang telah dibangun dan dikerjakan sebelumnya. Termasuk para penulis surat ini, yang tidak lain tak bukan adalah matoasekaligus bapak dan ibu ideologis dalam kerja “Menjadi Indonesia.” Sebagaimana surat-surat itu ada, direnungkan, ditulis, dan disampaikan kepada mereka: ANAK-ANAK MUDA INDONESIA.

 “Menjadi Indonesia?”,  Mau sampai kapan?

Ibu Saparinah Sadli, seorang pejuang dan aktivis perempuan hingga masa tuanya, menulis dalam suratnya, “Menjadi (Indonesia) adalah tantangan untuk tidak berhenti mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya dan menjadi manusia yang peduli pada kualitas tumbuh kembang bangsa yang tidak akan pernah selesai. Dengan bertumpu pada proses becoming, Menjadi Indonesia adalah kepedulian kita bersama, tua-muda, laki-perempuan, dalam mendukung proses perkembangan bangsa yang terus bergulir.”

Beliau ketua pertama Komnas Perempuan itu menjawab, proses menjadi tercermin dalam keinginan diri untuk tetap menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan menyesuaikan pada berbagai kemunduran fisik, mental, dan sosial. 

Sikap beliau didasarkan pada rasa syukurnya yang telah diberi karunia umur yang panjang. Yang memberikan kami kesimpulan bahwa batas waktu “Menjadi Indonesia” adalah sebatas daya juang yang mampu didayagunakan hingga di penghujung usia.

Dan pada akhirnya?

Pesan-pesan sudah disampaikan dan doa-doa sudah melangit mengangkasa. Perjuangan anak-anak muda hari masih begitu panjang.  Sementara perjuangan mereka telah berpuluh-puluh tahun. 

Begitu banyak bukti perbaikan yang nyata dari semua yang telah mereka perjuangkan. Sebagai Buah integritas dan dedikasi yang tinggi pada perbaikan diri, masyarakat, bangsa dan negara.

Sebagaimana buku-buku lain di dunia, buku ini pun bukan buku yang sempurna. Karena buku yang sempurna adalah buku yang tidak pernah ditulis, kata orang bijak. Tapi pesan yang ditulis, akan tahan lama.

Dan tugas kecil pemuda hari ini adalah menggunakan pappaseng ri matoa “Menjadi Indonesia” sebagai hal yang tidak sempurna. Laiknya ikhtiar yang juga sama tidak sempurnanya. Semoga menjadi doa dan restu bagi anak-anak muda Indonesia yang lain untuk melakukan upaya lebih menutupi ketidaksempurnaan itu.

Saya cuma ingin bilang, buku ini (tetap dan akan selalu) layak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun