Pesan tersiratnya kira-kira begini, “Hai anak muda, terjun ke masyarakat, libatkan dirimu dengan penalaran dan pengalaman”
Apa rumusan “Menjadi Indonesia?”
Buku ini dimulai dengan kutipan surat Goenawan Mohamad tentang rumusannya: Menjadi Indonesia adalah menjadi manusia yang bersiap memperbaiki keadaan, tetapi bersiap pula untuk melihat bahwa perbaikan itu tidak akan pernah sempurna dan ikhtiar itu tidak pernah selesai.
Dalam konteks Indonesia hari ini, “Menjadi Indonesia” yang disinggung tersebut, tidaklah mudah. Masih tersisa problem dimensional yang semenjak reformasi belum teratasi hingga sekarang.
Negara ini masih sibuk membangun dan menata lagi bata-bata peradaban sosial, pendidikan,ekonomi, budaya, politik, hingga hukum.Telah banyak perbaikan di sana sini. Hal yang patut disyukuri adalah kemauan kita semua untuk me-reformasi (melakukan-perbaikan) diri sendiri, lalu melebar ke lingkungan yang lebih luas.
Kita butuh lebih banyak orang-orang dengan kesediaan yang tinggi ingin “men-jadi” dinamisator perbaikan-perbaikan Indonesia. Menyiapkan badan dan jiwanya agar selalu bersikukuh lewat sikap, keinginan, dorongan hati, dan impulsnya untuk mau melakukan itu semua. Apapun yang orang-orang ini lakukan demi perbaikan-perbaikan itu, pasti akan mendapatkan gairah yang besar karena ketulusannya.
Dan yang lebih penting ialah menyiapkan mental secara positif bahwa usaha perbaikan itu tidak akan pernah sempurna. Umpama bangunan “Indonesia”, semua upaya pembangunannya tidak bisa diselesaikan satu tukang saja. Jerihnya akan dilanjutkan oleh tukang yang lain. Memoles dan memelihara bangunan dilakukan tukang selanjutnya, dan begitu seterusnya. Setiap hari.
Kita tinggal dalam bangunan yang sama bernama “Indonesia.” Setiap orang wajib melakukan penjagaan dan perawatan atas seluruh sisi bangunan. Makanya, tidak ada yang bisa kita lakukan sendirian.
Kata Goenawan lagi, maka “Menjadi Indonesia” juga berarti menjadi-Indonesia-bersama-orang-Indonesia-yang-lain. Bahwa upaya, sedalam dan seintensif apapun, sebuah upaya tetaplah tinggal sebuah upaya. Ia melibatkan orang lain yang juga selibat dalam proses “Menjadi Indonesia”.
Jangan-jangan, “Menjadi Indonesia” merupakan sebentuk kesadaran kolektif yang ingin diinternalisasi perlahan-lahan oleh inisiatornya, dengan teladan dan hikmah. Mengajak sebanyak mungkin orang lain untuk terlibat memajukan Indonesia.
Jutaan penggerak-penggerak lokal di berbagai daerah telah sedang dalam memajukan negeri ini. Kepada merekalah anak-anak muda hari ini harus menaruh hormat yang setinggi-tingginya.