Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Epitaf untuk Jalaluddin Rakhmat, Cendekiawan Muslim Itu Telah Berpulang

15 Februari 2021   23:29 Diperbarui: 16 Februari 2021   23:01 3563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalaludin Rakhmat sebagai salah satu tokoh yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kebebasan Beragama/Berkeyakinan melakukan konferensi pers terkait pemberian World Statesmen Award kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh Appeal of Consciense Fondation, di Jakarta, Kamis (23/5/2013). Mereka menyayangkan pemberian penghargaan tersebut karena pemerintah dinilai gagal memajukan kebebasan beragama dan mencegah konflik antar umat beragama. Hadir dalam acara tersebut antara lain Adnan Butung Nasution dan Hendardi. (KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Bahkan ia terus konsisten berkarya, memberikan pencerahan, dan tetap menginspirasi lewat pemikiran-penikirannya dan berbagai aktivitasnya, baik itu melalui lembaga pendidikan yang ia dirikan bernama Yayasan Pendidikan Muthahari (diambil dari nama salah seorang tokoh pemikir Syiah, Murtada Muthahari), maupun pengajian-pengajian tasawufnya.

Dengan penuh kerendahan hati, ia mengatakan, "Sebagian besar, karena saya sering salahnya daripada benarnya, dan lebih sering tidak tahunya ketimbang tahunya. Ketahuilah, ketika saya salah, waktu itu saya belum tahu benar." Begitu ia menulis dalam kata pengantar bukunya, Meraih Cinta Ilahi: Belajar Menjadi Kekasih Allah.

Sebagai eulogi, dukacita, dan takzim saya, saya menulis epitaf ini di relung hati saya, bahwa sungguh Kang Jalal dan karya-karyanya dalam menebar kebaikan dan pencerahan itu menjadi amal jariah yang pahala kebaikannya akan terus mengalir untuknya dan selalu hidup abadi sepanjang masa. 

Innama al-mar’u haditsun ba'dahu fakun haditsan hasanan liman wa'a. Sungguh seseorang itu akan meninggalkan kesan setelah kepergiannya, maka jadilah (ciptakan) kesan yang baik bagi yang menyaksikan (mendengarnya)—peribahasa Arab.

Selamat jalan, Kang Jalal. Selamat meraih cinta Ilahi dan menjadi kekasih Allah. Semoga khusnulkhatimah. Tabik. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun