Orang yang biasa merayakan Maulid Nabi, jangan biasa membawa hadis-hadis palsu, wajibat syafaat kalau merayakan Maulid Nabi. Pakai ilmu, nggak ada hadis seperti itu. Ini paling disenangi oleh orang yang senang maulidan. Itu yang menjadikan sebuah hujatan, pukulan dari sana-sini, karena dia meriwayatkan, membawa riwayat palsu. Mana Allah yang mengagungkan hari Kelahiranku, nggak ada itu hadis. Makanya, tolong para ustaz-ustaz yang sedang maulidan itu, sedikitlah belajar, ya, biar tidak merusak Maulid Nabi. Murid Nabi adalah suatu budaya yang indah. Budaya itu untuk ada dasar, yang budayakan berkreasi, akal akalnya siapa? Akal orang beriman. Makanya selagi akalnya orang beriman, yang berkreasi, maka budayanya, budaya Islami, begitu. Itu budaya di dalamnya, tentu ada nilai-nilai pahala yang besar.
Barang siapa yang memulai sebuah kebaikan, kemudian, maka dia akan mendapatkan pahala kebaikan tersebut. Dan pahala orang yang melaksanakannya. Itu, namanya budaya. Budaya itu hanya dimiliki manusia yang berakal. Yang tidak berakal, nggak punya budaya. Ada budaya ayam, budaya kucing, budaya manusia. Budaya manusia berakal, ide kreasi akal, akalnya orang beriman, maka budaya Islami. Semoga Allah mengampuni semuanya, dan memberikan Hidayah kepada semuanya, memberikan bimbingan kepada kita, semuanya. Jangan lupa bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Ala Nabi Muhammad. Allahumma sholli Alaihi Wasallam.
Demikian rangkuman ceramah Buya Yahya tentang pelaksanaan Maulid Nabi. Semoga rangkuman ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara melihat dan merayakan Maulid Nabi dengan penuh kekaguman dan cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Kesimpulan
Dalam ceramahnya, Buya Yahya membahas tentang pentingnya melaksanakan Maulid Nabi dengan pemahaman yang benar dan penuh kekaguman serta cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia menekankan beberapa poin penting:
Mengenali Tujuan Maulid Nabi: Buya Yahya mengingatkan bahwa tujuan sejati dari perayaan Maulid Nabi adalah untuk mengangkat, membesarkan, mengagungkan, dan mengenalkan Nabi Muhammad kepada umat. Ini adalah budaya Islami yang harus dihayati dengan kekaguman dan cinta kepada Nabi.
Cara-cara yang Dianjurkan: Buya Yahya menyebutkan bahwa perayaan Maulid Nabi seharusnya dijalankan sesuai dengan syariat yang telah ditentukan oleh Rasulullah. Hal ini mencakup sedekah, kegiatan-kegiatan yang memperkenalkan ajaran dan akhlak mulia Nabi, serta peningkatan dalam bersholawat.
Pemahaman yang Benar: Buya Yahya menekankan pentingnya pemahaman yang benar dalam merayakan Maulid Nabi. Ia menyarankan agar tidak menyebarkan hadis palsu atau ajaran-ajaran yang bertentangan dengan syariat dalam perayaan Maulid Nabi. Selain itu, ia mengingatkan bahwa perayaan Maulid Nabi tidak boleh digunakan sebagai alat untuk kepentingan pribadi atau golongan, melainkan sebagai bentuk pengagungan kepada Nabi.
Toleransi dan Kecerdasan: Buya Yahya menekankan bahwa kita harus memiliki kecerdasan dan pemahaman yang benar dalam menilai perayaan Maulid Nabi atau kesalahan yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Kita tidak boleh bersikap prasangka buruk terhadap suku, budaya, atau golongan tertentu. Kecerdasan dalam menilai, pemahaman, dan toleransi adalah kunci untuk menjaga kerukunan dan persatuan di tengah masyarakat yang beragam.
Pertanyaan dan Diskusi
Bagaimana pemahaman Anda tentang pentingnya merayakan Maulid Nabi dengan penuh kekaguman dan cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, seperti yang dijelaskan oleh Buya Yahya?
Bagaimana Anda melihat perayaan Maulid Nabi yang berlangsung di masyarakat Anda? Apakah perayaan ini sudah mengikuti syariat Islam dengan benar?
Apakah Anda pernah mengalami situasi di mana pemahaman yang salah atau prasangka buruk terhadap kelompok tertentu telah memicu ketegangan dalam masyarakat? Bagaimana kita seharusnya mengatasi situasi tersebut?
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!