Mohon tunggu...
Muh Zadit
Muh Zadit Mohon Tunggu... Penulis - Blogger SEO Copywriting
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyiar kreatif dalam pemasaran online, menjangkau audiens luas secara organik, dengan konten sosial media, jurnalistik & SEO blogging, untuk mendominasi pencarian Google, membangun brand awareness, memikat pembaca potensial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menemukan Makna dan Cara Merayakan Maulid Nabi (oleh Buya Yahya Albahjah TV)

12 Oktober 2023   11:37 Diperbarui: 12 Oktober 2023   11:54 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Temukan Hikmah Mendalam Maulid Nabi dengan Buya Yahya! Saksikan ceramah inspiratifnya di chanel youtube Albahjah TV


Isi Ceramah Buya Yahya tentang Esensi Perayaan Maulid Nabi

Cara melaksanakan Maulid Nabi dilakukan sebagian orang dengan cara yang salah. Ya, caranya saya yang perlu dibenahi, jangan langsung kita menjudge dan menghukumi bahwa ini orang Madura ini nggak benar, atau perilaku ini orang Jawa nggak benar. Lah, ini gimana? Kalau emang ada kesalahan yang dilakukan oleh suku Jawa, tentang budaya atau misalnya tentang kenegaraan, deh. Misalnya, ada suku Jawa yang menghina kalau di negara ini Pancasila, dan sebagainya, termasuk suku Sunda, suku Madura. Yaitu yang orang per orangnya, jangan dikatakan dasar suku Jawa nggak benar. Lah, ini kan orang nggak cerdas dalam menilai.

Perayaan Maulid Nabi juga demikian. Memang ada di sana kelompok-kelompok yang Gebyar melaksanakan nabi luar biasa, tapi dari kelompok yang sesat. Tapi bukan serta-merta kalau Maulid Nabi adalah. Kita pahami bahwa esensi, hakikat, isi, serta tujuan orang merayakan Maulid Nabi itu apa?

Tujuan dari merayakan Maulid Nabi sangat jelas adalah pengangkat syiar, membesarkan, mengagungkan, dan mengenalkan umat kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Dan ini semua adalah hal yang dianjurkan. Dan tentunya hal ini dimulai dengan kegembiraan kita, kesenangan kita, dengan hadirnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Cukup Anda, wahai anak-anak muda, ikuti saja cara berpikir seperti ini. Nanti akan sampai kepada tujuannya. Yang harus ada pastikan pada diri Anda adalah Anda harus senang dengan Baginda Nabi, bersyukur kepada Allah yang telah mengutus Baginda Nabi untuk kita. Baginda Nabi, yang dari bangsa manusia, dengan kelebihan-kelebihan akhlaknya. Yang Allah sudah berpesan dan menyebutkan bahwa pada diri nabi adalah suri tauladan bagi yang ingin menjalani hidup dengan benar. Maka Suri tauladannya adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Maka sangat penting kita untuk bersuri teladan. Tapi meneladani seseorang harus ada mukadimah, harus ada kekaguman pada diri kita, serta kecintaan. Agar disaat kita mengikuti, atau bersuri teladan, adalah dengan rasa-rasa senang, rasa puas, di saat kita mengikuti. Bukan sebuah keterpaksaan. Mungkin kita suruh mengikuti sekelompok atau budaya sesuatu seseorang, tapi dengan paksa, karena aturan di sebuah daerah. Itu tidak akan dinikmati. Tapi di saat kita mencuri teladan Baginda Nabi, atas dasar kekaguman kita kepada sosok Agung ini, dan atas dasar cinta, maka disaat kita mencuri teladani, adalah dengan rasa kita punya kepuasan.

Dan kita menyebutkan kenikmatan, karena kita bisa meniru yang dicintai. Maka dari itu, para ulama yang cerdas, memahami makna Muqaddimah. Itu harus ada kekaguman dan cinta. Lalu, bagaimana untuk menumbuhkan kekaguman dan cinta kepada manusia Agung, Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam?

Maka caranya adalah memperkenalkan, harus tahu tentang Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, sifat-sifat dhohir beliau, samail beliau, kemudian sifat-sifat akhlak mulia beliau, dan juga kekhususan-khususan beliau. Maka, semakin kita mengenal Baginda Nabi, maka akan semakin tertanam kekaguman di hati. Adapun, nah, ini caranya. Bagaimana bermacam-macam caranya, intinya harus sampai kepada kekaguman, kita harus sampai kepada pengagungan. Atau sampai pada cara-cara yang bermacam-macam. Di antaranya, ada menulis buku sebanyak-banyaknya tentang Rasulillah, atau membuat suatu perkumpulan yang di situ manusia semua diingatkan di bawah pikiran mereka, hati mereka, kepada manusia Agung.

Kemudian disertai dengan acara yang memang di situ ada kegembiraan. Yang artinya gembira atas hadirnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Inilah makna Maulid Nabi yang harus kita pahami. Tidak lebih dari itu tujuannya. Yaitu, nah, kemudian ini jadi, kalau begitu, berusaha untuk menanamkan kekaguman kepada Rasullilah, cinta kepada Rasul, adalah sebuah kewajiban. Bagi siapapun dari kita, yang punya anak dede, yang punya anak, punya keluarga, tanamkan kepada anak-anak kita kekaguman kepada Rasullilah, kecintaan kepada Rasulillah.

Tanamkan dengan bermacam-macam cara yang muncul. Bermacam-macam diantaranya adalah yang dilakukan para ulama. Mengadakan satu Gebyar, sifatnya tahunan. Padahal, Maulid Nabi bisa saja dihadirkan setiap hari. Tahunan Gebyar, disitulah adalah Gebyar mengenalkan kepada Baginda Nabi, yang harus kita pahami tujuannya. Kemudian ini kita harus menjadi cerdas, makanan anak muda yang mulai kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun