Pernahkah Anda merayakan Maulid Nabi dengan penuh kekaguman, cinta, dan pemahaman yang mendalam? Makna sejati perayaan ini terkadang kabur di tengah keramaian dan kebingungan tentang cara yang benar.Â
Dalam artikel ini, kita akan menyusuri pengajian Buya Yahya tentang pentingnya merayakan Maulid Nabi dengan kekaguman yang tulus. Selain itu, kita akan menjelajahi bagaimana pelaksanaan yang benar dapat mengukuhkan cinta kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.Â
Mari kita bersama-sama memahami dan merayakan Maulid Nabi dengan penuh kebenaran dan kebahagiaan. Â
Pendahuluan: Bagaimana Makna dan Pelaksanaan Maulid Nabi
Cara merayakan Maulid Nabi seringkali menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat. Buya Yahya, seorang ulama terkemuka dari Pondok Pesantren Al-Bahjah di Cirebon, memberikan pandangannya tentang makna dan pelaksanaan Maulid Nabi.Â
Dalam pandangannya, ia menekankan pentingnya mengagungkan dan mengenalkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kepada umat Islam. Pandangan Buya Yahya merinci bagaimana Maulid Nabi harus dipahami sebagai upaya pengangkatan syiar dan pengagungan terhadap Nabi.
Buya Yahya juga menggarisbawahi betapa pentingnya menanamkan kekaguman dan cinta kepada Nabi Muhammad dalam hati umat, terutama anak-anak.Â
Ia mencatat bahwa kekaguman harus didasarkan pada pengetahuan tentang sifat-sifat Nabi, akhlak mulia, dan kekhususan beliau. Untuk menumbuhkan kekaguman, Buya Yahya merinci berbagai cara yang dapat digunakan, seperti menulis buku tentang Nabi, mengadakan pertemuan untuk mengingatkan umat tentang Nabi, dan meningkatkan jumlah shalawat.
Lebih lanjut, Buya Yahya menyoroti masalah dalam penilaian terhadap perayaan Maulid Nabi. Ia mengingatkan agar tidak menyalahkan seluruh perayaan hanya karena kelompok tertentu melakukan kesalahan.Â
Ia juga mengingatkan agar tidak menggunakan perayaan sebagai alasan untuk menyebarkan kebencian terhadap kelompok suku atau individu tertentu. Buya Yahya menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi harus dijauhkan dari perbuatan yang bertentangan dengan syariat Islam, dan menjalankan perayaan dengan ridha Allah dan Rasul-Nya.
Dalam ceramah Buya Yahya, beliau membahas cara melaksanakan Maulid Nabi.Â
Video Ceramah Buya Yahya tentang Esensi Perayaan Maulid Nabi
Temukan Hikmah Mendalam Maulid Nabi dengan Buya Yahya! Saksikan ceramah inspiratifnya di chanel youtube Albahjah TV
Isi Ceramah Buya Yahya tentang Esensi Perayaan Maulid Nabi
Cara melaksanakan Maulid Nabi dilakukan sebagian orang dengan cara yang salah. Ya, caranya saya yang perlu dibenahi, jangan langsung kita menjudge dan menghukumi bahwa ini orang Madura ini nggak benar, atau perilaku ini orang Jawa nggak benar. Lah, ini gimana? Kalau emang ada kesalahan yang dilakukan oleh suku Jawa, tentang budaya atau misalnya tentang kenegaraan, deh. Misalnya, ada suku Jawa yang menghina kalau di negara ini Pancasila, dan sebagainya, termasuk suku Sunda, suku Madura. Yaitu yang orang per orangnya, jangan dikatakan dasar suku Jawa nggak benar. Lah, ini kan orang nggak cerdas dalam menilai.
Perayaan Maulid Nabi juga demikian. Memang ada di sana kelompok-kelompok yang Gebyar melaksanakan nabi luar biasa, tapi dari kelompok yang sesat. Tapi bukan serta-merta kalau Maulid Nabi adalah. Kita pahami bahwa esensi, hakikat, isi, serta tujuan orang merayakan Maulid Nabi itu apa?
Tujuan dari merayakan Maulid Nabi sangat jelas adalah pengangkat syiar, membesarkan, mengagungkan, dan mengenalkan umat kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Dan ini semua adalah hal yang dianjurkan. Dan tentunya hal ini dimulai dengan kegembiraan kita, kesenangan kita, dengan hadirnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Cukup Anda, wahai anak-anak muda, ikuti saja cara berpikir seperti ini. Nanti akan sampai kepada tujuannya. Yang harus ada pastikan pada diri Anda adalah Anda harus senang dengan Baginda Nabi, bersyukur kepada Allah yang telah mengutus Baginda Nabi untuk kita. Baginda Nabi, yang dari bangsa manusia, dengan kelebihan-kelebihan akhlaknya. Yang Allah sudah berpesan dan menyebutkan bahwa pada diri nabi adalah suri tauladan bagi yang ingin menjalani hidup dengan benar. Maka Suri tauladannya adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Maka sangat penting kita untuk bersuri teladan. Tapi meneladani seseorang harus ada mukadimah, harus ada kekaguman pada diri kita, serta kecintaan. Agar disaat kita mengikuti, atau bersuri teladan, adalah dengan rasa-rasa senang, rasa puas, di saat kita mengikuti. Bukan sebuah keterpaksaan. Mungkin kita suruh mengikuti sekelompok atau budaya sesuatu seseorang, tapi dengan paksa, karena aturan di sebuah daerah. Itu tidak akan dinikmati. Tapi di saat kita mencuri teladan Baginda Nabi, atas dasar kekaguman kita kepada sosok Agung ini, dan atas dasar cinta, maka disaat kita mencuri teladani, adalah dengan rasa kita punya kepuasan.
Dan kita menyebutkan kenikmatan, karena kita bisa meniru yang dicintai. Maka dari itu, para ulama yang cerdas, memahami makna Muqaddimah. Itu harus ada kekaguman dan cinta. Lalu, bagaimana untuk menumbuhkan kekaguman dan cinta kepada manusia Agung, Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam?
Maka caranya adalah memperkenalkan, harus tahu tentang Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, sifat-sifat dhohir beliau, samail beliau, kemudian sifat-sifat akhlak mulia beliau, dan juga kekhususan-khususan beliau. Maka, semakin kita mengenal Baginda Nabi, maka akan semakin tertanam kekaguman di hati. Adapun, nah, ini caranya. Bagaimana bermacam-macam caranya, intinya harus sampai kepada kekaguman, kita harus sampai kepada pengagungan. Atau sampai pada cara-cara yang bermacam-macam. Di antaranya, ada menulis buku sebanyak-banyaknya tentang Rasulillah, atau membuat suatu perkumpulan yang di situ manusia semua diingatkan di bawah pikiran mereka, hati mereka, kepada manusia Agung.
Kemudian disertai dengan acara yang memang di situ ada kegembiraan. Yang artinya gembira atas hadirnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Inilah makna Maulid Nabi yang harus kita pahami. Tidak lebih dari itu tujuannya. Yaitu, nah, kemudian ini jadi, kalau begitu, berusaha untuk menanamkan kekaguman kepada Rasullilah, cinta kepada Rasul, adalah sebuah kewajiban. Bagi siapapun dari kita, yang punya anak dede, yang punya anak, punya keluarga, tanamkan kepada anak-anak kita kekaguman kepada Rasullilah, kecintaan kepada Rasulillah.
Tanamkan dengan bermacam-macam cara yang muncul. Bermacam-macam diantaranya adalah yang dilakukan para ulama. Mengadakan satu Gebyar, sifatnya tahunan. Padahal, Maulid Nabi bisa saja dihadirkan setiap hari. Tahunan Gebyar, disitulah adalah Gebyar mengenalkan kepada Baginda Nabi, yang harus kita pahami tujuannya. Kemudian ini kita harus menjadi cerdas, makanan anak muda yang mulai kritis.
Kemudian jika ternyata di sana ada dua model. Ada kelompok yang salah ikut merayakan, atau kelompok yang benar merayakan dengan cara yang salah. Ini adalah dua hal yang harus cermati. Ada kelompok atau aqidah yang sesat ikut merayakan, atau akidah yang benar merayakan dengan cara yang salah. Ini dua hal yang harus saya hormati. Maka, disaat ada kelompok yang sesat, kemudian ikut merayakan, itu bukan langsung kita jadikan dasar untuk menyalahkan perayaan tersebut. Anak kritis pasti cerdas begitu. Contoh, sesat Gebyar Maulid Nabi betul-betul dirayakan oleh mereka, tapi dengan begini, bukan serta-merta perayaan Maulid Nabi jadi sesat. Kalau orang cerdas, pasti bisa membedakan. Maka yang menyamakan pasti tidak cerdas. Anda anak muda cerdas pasti, dan saya percaya kepada anda, anda yang muda, yang kritis, akan ngerti bisa membedakan antara kelompok yang merayakan, kelompok sesat yang merayakan. Bukan serta-merta perayaan itu jadi sesat. Anda harus paham makna ini.
Kemudian, yang kedua, mungkin kelompok yang benar merayakan perayaan Maulid Nabi dengan cara yang salah. Di dalamnya ada kemaksiatan. Itu pun juga jangan dijadikan sebagai alasan atau sandaran. Sehingga dengan serta-merta mengatakan perayaan Maulid Nabi adalah salah. Ini adalah salah. Di dalam melaksanakannya, bukan perayaannya. Cara melaksanakannya ada di lapangan. Ada dua kutub, dua model ini. Gara-gara kelompok sesat, seperti Fatimiun tadi, yang mengadakan perayaan lalu dianggap perayaan Maulid Nabi adalah budaya kita. Tetap merayakan kok, nggak ada hubungannya. Bahkan mungkin anda pun baru dengar hari ini kalau Fatimis adalah orang kelompok, kelompok akidah sesat, yang dengan Gebyar Maulid Nabi yang luar biasa besar, misalnya ini.
Kemudian yang kedua adalah, jika ada orang-orang yang merasa melaksanakan perayaan Maulid Nabi, ternyata dengan cara yang melanggar syariat Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, itu kesalahan orang tersebut. Jangan langsung, jangan langsung dijadikan alasan mengatakan perayaan Maulid Nabi adalah tidak dibenarkan. Ini loh, cara cerdas, cara pandang kita, anak-anak muda, kami berharap, yang pandangannya nggak begini. Tentu dia tidak cerdas.
Contoh saja, jika ada suku Jawa atau suku Sunda atau suku Batak atau suku Madura, misalnya, melakukan sesuatu yang tidak benar. Masa langsung kita katakan, "Wah, suku Batak nggak bener, suku Jawa nggak bener." Ini kan kebodohan dalam kita menilai. Cara melaksanakan Maulid Nabi dilakukan sebagian orang dengan cara yang salah. Ya, ini orang Madura ini nggak bener, dengan perilaku ini, orang Jawa nggak bener. Lah, ini gimana? Kalau memang ada kesalahan yang dilakukan oleh oleh suku Jawa tentang sebuah budaya, atau misalnya tentang kenegaraan, deh. Misalnya, ada suku Jawa yang menghina kalau di negara ini Pancasila, dan sebagainya, suku Sunda, suku Madura, yaitu yang orang per orangnya, jangan dikatakan dasar suku Jawa nggak bener. Lah, ini kan orang nggak cerdas dalam menilai.
Perayaan Maulid Nabi juga demikian. Memang ada di sana kelompok-kelompok yang Gebyar melaksanakan nabi luar biasa, tapi dari kelompok yang sesat. Tapi bukan serta-merta kalau Maulid Nabi adalah sesat, atau sebaliknya. Memang ada kelompok yang benar, tapi cara melaksanakannya salah. Bukan serta-merta perayaan Maulid Nabi jadi salah. Begitu. Ini cara pandang yang benar. Kita kembali kepada alasan atau kembali kepada perayaan Maulid Nabi itu sendiri. Yaitu, bagaimana kita mengagungkan, atau menanamkan kekaguman kepada umat terhadap Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Tentunya di situ adalah dengan cara-cara yang diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Seperti yang dilakukan oleh para ulama, mengumpulkan orang sebanyak-banyaknya, kemudian di situ ada pesan-pesan mulia tentang akhlak Rasulillah, pesan mulia agar semakin dekat pada Rasulillah, pesan mulia akan memperbanyak shalawat, pesan mulia. Ini semua adalah cara yang sangat-sangat indah, sangat tepat. Seperti itu, jadi tidak perlu mempermasalahkan lagi tentang perayaan Maulid Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Bahkan, namanya nabi Agung, harus diagungkan. Bukan setahun sekali, setiap saat harus kita agungkan Nabi Muhammad, Agung yang mengagungkan adalah Dzat yang Maha Agung. Muhammad di dalam perilaku akhlak yang agung dan mulia.
Jadi, Nabi Muhammad sangat Agung. Dan disebut-sebut nama Nabi Muhammad. Maka manusia Agung adalah yang bisa mengagungkan Nabi Muhammad. Shallallahu Alaihi Wasallam. Adapun masalah tanggal, anda jangan bingung, masalah tanggal, ulama kita semakin mengatakan tanggal 9 Rabiul Awal, sebagian mengatakan tanggal 12, sebagian mengatakan di tanggal yang lain. Itu tidak terlalu penting, yang terpenting adalah anda, anda sudah yakin bahwa nabi terlahir, sudah selesai. Jangan bicara tangkapan harinya. Yang jelas, Nabi terlahir, dan beliau adalah utusan Allah untuk kita. Nabi rahmatan lil alamin.
Maka, cerdas menilai itu penting. Jangan seperti sebagian orang, tentang biji. Jadi, kalau ada orang Sunda berbuat salah, langsung dasar Sunda. Orang Batak, melakukan salat, dasar Batak. Orang Jawa melakukan, dasar ini. Ini adalah kebodohan dalam kita menilai seseorang. Dia ingin menjadikan suku Batak adalah orang maksum, orang tidak punya dosa, atau bagaimana. Ingin dijadikan orang Jawa, nggak bisa salah, harus jadikan ini salah. Memang manusia itu tetap manusia, ada kelompok, ada kesalahannya. Jangan sampai ada polisi mencuri, lalu dia.
Lalu kita berkata, "Polisi pencuri, semuanya." Ini kan kurang ajar namanya. Jadi cerdas dalam menilai itu penting. Jadi, bahaya. Nah, cuman kalau sudah kebencian menguasai di hati seseorang, itu sudah habis-habisan. Mungkin kita benci dengan seseorang, benci kepada polisi. Kalau sudah ada polisi mencuri, satu langsung dasar, memang polisi begitu. Ada orang suku, Sunda melakukan kesalahan, langsung memang. Wah, udah besar Sunda ini, adalah kebusukan jiwa, dan tidak boleh ada pada anda, wahai anak-anak muda yang mulai kritis. Itu kritis itu harus ada batasan-batasannya, dong, dan kepada siapa, dan azabnya seperti apa. Harus seperti itu. Jangan gruda-kruduk. Menunjukkan kebodohan. Baik ini saja perlu kami hadirkan dalam Maulid Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
Adapun Maulid Nabi itu adalah mengagungkan kelahiran Nabi, sudah dimulai oleh batin. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam waktu Nabi berpuasa hari Senin. Lalu ditanya, kenapa kau puasa Senin? Mengatakan ada Yaumul itu hari Kelahiranku. Dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menyebut kelahirannya, lalu melakukan satu amalan baik, yaitu ibadah.
Kalau anda ingin merayakan Maulid Nabi, pastikan ya. Makanya, sampai dikatakan oleh sebagian ulama, kalau engkau merayakan perayaan nabi, lalu tidak peduli dengan syariat nabi, itu biasanya engkau bukan ingin mengagungkan nabi, tapi engkau ingin mengagungkan dirimu sendiri. Pengen disanjung-sanjung, punya majelis paling besar, dan pertentangan dengan syariat. Ingin disebut punya jamaah paling besar, bukan untuk Baginda Nabi. Itu bahaya sekali.
Orang yang biasa merayakan Maulid Nabi, jangan biasa membawa hadis-hadis palsu, wajibat syafaat kalau merayakan Maulid Nabi. Pakai ilmu, nggak ada hadis seperti itu. Ini paling disenangi oleh orang yang senang maulidan. Itu yang menjadikan sebuah hujatan, pukulan dari sana-sini, karena dia meriwayatkan, membawa riwayat palsu. Mana Allah yang mengagungkan hari Kelahiranku, nggak ada itu hadis. Makanya, tolong para ustaz-ustaz yang sedang maulidan itu, sedikitlah belajar, ya, biar tidak merusak Maulid Nabi. Murid Nabi adalah suatu budaya yang indah. Budaya itu untuk ada dasar, yang budayakan berkreasi, akal akalnya siapa? Akal orang beriman. Makanya selagi akalnya orang beriman, yang berkreasi, maka budayanya, budaya Islami, begitu. Itu budaya di dalamnya, tentu ada nilai-nilai pahala yang besar.
Barang siapa yang memulai sebuah kebaikan, kemudian, maka dia akan mendapatkan pahala kebaikan tersebut. Dan pahala orang yang melaksanakannya. Itu, namanya budaya. Budaya itu hanya dimiliki manusia yang berakal. Yang tidak berakal, nggak punya budaya. Ada budaya ayam, budaya kucing, budaya manusia. Budaya manusia berakal, ide kreasi akal, akalnya orang beriman, maka budaya Islami. Semoga Allah mengampuni semuanya, dan memberikan Hidayah kepada semuanya, memberikan bimbingan kepada kita, semuanya. Jangan lupa bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Ala Nabi Muhammad. Allahumma sholli Alaihi Wasallam.
Demikian rangkuman ceramah Buya Yahya tentang pelaksanaan Maulid Nabi. Semoga rangkuman ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara melihat dan merayakan Maulid Nabi dengan penuh kekaguman dan cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Kesimpulan
Dalam ceramahnya, Buya Yahya membahas tentang pentingnya melaksanakan Maulid Nabi dengan pemahaman yang benar dan penuh kekaguman serta cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia menekankan beberapa poin penting:
Mengenali Tujuan Maulid Nabi: Buya Yahya mengingatkan bahwa tujuan sejati dari perayaan Maulid Nabi adalah untuk mengangkat, membesarkan, mengagungkan, dan mengenalkan Nabi Muhammad kepada umat. Ini adalah budaya Islami yang harus dihayati dengan kekaguman dan cinta kepada Nabi.
Cara-cara yang Dianjurkan: Buya Yahya menyebutkan bahwa perayaan Maulid Nabi seharusnya dijalankan sesuai dengan syariat yang telah ditentukan oleh Rasulullah. Hal ini mencakup sedekah, kegiatan-kegiatan yang memperkenalkan ajaran dan akhlak mulia Nabi, serta peningkatan dalam bersholawat.
Pemahaman yang Benar: Buya Yahya menekankan pentingnya pemahaman yang benar dalam merayakan Maulid Nabi. Ia menyarankan agar tidak menyebarkan hadis palsu atau ajaran-ajaran yang bertentangan dengan syariat dalam perayaan Maulid Nabi. Selain itu, ia mengingatkan bahwa perayaan Maulid Nabi tidak boleh digunakan sebagai alat untuk kepentingan pribadi atau golongan, melainkan sebagai bentuk pengagungan kepada Nabi.
Toleransi dan Kecerdasan: Buya Yahya menekankan bahwa kita harus memiliki kecerdasan dan pemahaman yang benar dalam menilai perayaan Maulid Nabi atau kesalahan yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Kita tidak boleh bersikap prasangka buruk terhadap suku, budaya, atau golongan tertentu. Kecerdasan dalam menilai, pemahaman, dan toleransi adalah kunci untuk menjaga kerukunan dan persatuan di tengah masyarakat yang beragam.
Pertanyaan dan Diskusi
Bagaimana pemahaman Anda tentang pentingnya merayakan Maulid Nabi dengan penuh kekaguman dan cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, seperti yang dijelaskan oleh Buya Yahya?
Bagaimana Anda melihat perayaan Maulid Nabi yang berlangsung di masyarakat Anda? Apakah perayaan ini sudah mengikuti syariat Islam dengan benar?
Apakah Anda pernah mengalami situasi di mana pemahaman yang salah atau prasangka buruk terhadap kelompok tertentu telah memicu ketegangan dalam masyarakat? Bagaimana kita seharusnya mengatasi situasi tersebut?
Apa pendapat Anda tentang pentingnya menghindari penyebaran hadis palsu atau ajaran yang bertentangan dengan syariat dalam perayaan Maulid Nabi?
Bagaimana Anda berencana untuk merayakan Maulid Nabi di masa depan? Apakah Anda akan mengadopsi pemahaman yang benar seperti yang disarankan oleh Buya Yahya?
Kami mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam diskusi ini. Berikan pandangan dan tanggapan Anda mengenai artikel ini dan pertanyaan-pertanyaan di atas. Bagikan artikel ini kepada teman-teman atau keluarga Anda agar pesan tentang perayaan Maulid Nabi dengan pemahaman yang benar dapat tersebar lebih luas. Mari kita bersama-sama menjaga kerukunan dan persatuan di tengah masyarakat yang beragam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H