2.Dampak Kejiwaan Pernikahan Dini
Seseorang yang menikah harus memiliki mental yang kuat. Kesiapan dan kematangan mental biasanya belum dicapai pada umur di bawah 20 tahun. Pernikahan dini yang dilakukan seseorang yang belum memiliki kesiapan mental akan mempengaruhi kehidupannya dalam berumahtangga. Remaja yang mental dan emosinya belum matang akan mudah timbul rasa curiga, pertengkaran suami istri bahkan bisa menyebabkan stres. Apabila pada masa pernikahan dini terjadi kehamilan dan secara mental belum matang, maka janin yang ada dikandungannya akan menjadi anak yang tidak diharapkan, dan dapat berakibat buruk terhadap perkembangan jiwa anak sejak dalam kandungan.
3.Dampak Kesehatan Pernikahan Dini
Pernikahan dini yang menyebabkan kehamilan di usia muda akan berdampak buruk bagi kesehatan, karena rahimnya belum kuat untuk perkembangan janin. Pada kenyataannya remaja tidak secara intelektual siap untuk hamil, namun kondisi yang memaksa dirinya untuk mengakui kehamilan dengan banyakn bahaya yang dapat mengancam nyawanya. Ada beberapa resiko kehamilan yang dapat dialami oleh remaja, diantaranya yaitu:
a.Kurang darah (Anemia) dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang lambat dan lahir secara premature.
b.Kurang gizi pada masa kehamilan dapat menyebabkan perkembangan biologis dan kecerdasan janin yang lambat, sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah.
c.Preeklamasi dan eklamasi yang dapat mengancam nyawa ibu maupun bayinya.
d.Pasangan yang belum siap menerima kehamilan tak jarang akan menggugurkan kandungannya (aborsi) yang dapat berakibat kematian pada perempuan tersebut.
e.Perempuan yang menikah sebelum usia 20 tahun memiliki resiko yang lebih besar untuk mengidap kanker servik daripada perempuan yang menikah di usia yang lebih tua.
f.Ibu hamil yang usianya dibawah 20 tahun sering mengalami prematuritas (lahir sebelum waktunya). Bayi yang lahir prematur kemungkinan besar akan ada cacat bawaan baik fisik maupun mental, kebutaan dan ketulian.
Solusi Mencegah Pernikahan Dini