Pernahkah melamun saat makan? Melamun ini mungkin terjadi saat sedang makan sendirian. Pikiran secara otomatis berselancar ke mana-mana.
Alih-alih fokus pada makanan yang sedang disantapnya, dirinya asyik menikmati lamunannya. Kondisi ini menjadikan asyiknya makan itu semu. Dirinya tidak menikmati setiap kunyahan melainkan terbuai nikmatnya lamunan.
URUNGÂ (Batal) KENYANGÂ (U)
Pernahkah mengalami kondisi dimana makanan tahu tahu sudah habis namun merasa belum kenyang, padahal porsinya sudah banyak? Kok bisa ya? Mari kita periksa kembali. Situasi demikian bisa jadi dikarenakan diri kita sedang multitasking, melakukan beragam aktivitas dalam satu waktu. Atensi yang terpecah akan mengurangi tingkat kesadaran terhadap apa yang sedang kita kerjakan.
Sebagai contoh, makan sambil nonton drama Korea kesukaan. Oleh karena atensi lebih tertuju pada tontonan drama Korea, maka aktivitas makan tidak disadari dan tiba-tiba serasa makanannya cepat habis. Atensi terhadap makan pastinya sangat minim sebab perilaku makan sudah menjadi aktivitas rutin dan otomatis, sehingga terkesan tak butuh atensi berlebih.
Orang bisa makan di tempat yang gelap sekalipun tanpa salah memasukkan makanan ke dalam hidung. Hal ini tanda bahwa perilaku makan sangat otomatis, mudah, dan sangat enteng dilakukan.
Berbeda halnya dengan menonton drama Korea. Asyiknya makan tertutupi oleh serunya tontonan drama Korea. Kenyang pun tak terasa.
Asyiknya makan yang semu ini dapat disebabkan oleh kondisi diri tidak mindful (sadar sepenuhnya). Mindful dimaknai sebagai menyadari sepenuhnya apapun yang sedang dilakukan. Seseorang secara sengaja menghadirkan diri, pikiran, hati, di tempat dan momen tersebut. Here and Now.
Saat sedang makan misalnya, maka seseorang akan sengaja menyadari dan menikmati sajian makanannya. Dengan kesadaran yang sepenuhnya, maka akan menjadikan asyiknya makan itu seru, bukan semu.Â
Coba kita rasakan, kapan kita terakhir makan dengan mindful?Â
Bagaimana keseruan makan dengan kesadaran penuh?Â