Bondan yang melihat semangatku itu tak diam. Ia mendekat kepadaku. Dipukulnya pundakku pelan.
“Kau hebat, Men. Aku bantu Kau. Kita lawan mereka. Dua layangan lawan empat layangan. Ayolah!” ujar Bondan tiba-tiba. Pandangannya penuh wibawa.
Aku tersenyum menatapnya. Semangatku tumbuh kembali. Dukungan Bondan itu membuat aku yakin bahwa kami nanti akan memenangkan pertandingan. (bersambung)
Catatan: Novel ini belum pernah dipublikasikan. Pertama di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H