Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Akibat Tatapan

10 Maret 2020   15:47 Diperbarui: 10 Maret 2020   16:14 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya pikir sendirilah." Ucap anak itu. Ia langsung bereaksi begitu melihat Paijo berlajan menuju sepeda BMX Adri.

"Ora sah bali 'Jo!" Teriak anak itu begitu sepedanya melayang.

Adri hendak mendorong anak itu dan melumat badannya sehabis-habisnya. Tidak kenal tapi bencinya sudah selangit. Tetapi, ia hanya mematung karena nyalinya kembali ciut.

Begitu sepedanya tiba, Adri langsung ambil. Ia langsung melajukan sepedanya dengan kencang.

"Hooo.... wong edan!" Teriak Adri membalas teriakan seperti yang sering dilontarkan anak itu.

Teriakan Adri membuat anak itu tidak berhenti. Justru berlanjut sampai pada kontak fisik.

Anak itu pernah menendang tasnya sewaktu Adri melintasi sekolahnya. Ia menatap muka innocent-nya yang mulai memerah. Wajah dengan mata sayu itu yang terus diingatnya terus.

Begitu pulang ke rumah, Adri bertemu Paijo dan temannya.

"Adri, tadi gimana anak tadi?" Tanya Paijo dengan senyum sumringah.

Adri mengambil kursi.

"Namanya anak itu siapa sih? Kok aku enggak kenal ya?" Tanya Adri heran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun