Selesai memanaskan mesin, Nujun memutarkan badan motornya ke gerbang depan. Â Motor itu langsung melesat pergi.
"Ya Allah nak... motor dibanggain aja. Aduh... ni asap gede banget lagi." Geram ibunya sambil mengibaskan telapak tangan di depan hidungnya. Â
"Bu Winda, asapnya gede banget ya. Saya sampai harus nutup hidung nih."
"Anak saya saja kayak gitu kalau punya motor baru."
"Diingetin aja kalau bawa motor jangan geram-geramin gas. Nanti gangguin tetangga."
Nujun membawa motor sport itu dengan kecepatan tinggi. Beberapa kendaraan ia salip dengan lincah. Badan motor ia miringkan ketika menyalip beberapa kendaraan.
Seorang anak muda tampak berlari bersama temannya menuju sebuah rumah. Anak muda yang jangkung itu membawa sebuah berkas tebal dengan kover logo sebuah universitas. Nardi terus berlari bersama temannya tanpa peduli diperingatkan tetangganya. Bahkan, ia nyaris ditabrak sepeda motor.
"Hei... lihat-lihat dong!"
"Maaf pak, lagi buru-buru."
Pria itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Sampailah Nardi dan seorang temannya menuju rumah Nujun. Bu Winda yang melihat kedatangan dua orang teman Nujun langsung tersentak.