Mohon tunggu...
Muhammad Revan Azwar
Muhammad Revan Azwar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis lepas

Demikianlah, semua dimulai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemeriahan Tradisi Kerja Tahun Suku Karo

19 November 2024   22:31 Diperbarui: 20 November 2024   01:40 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari kelima (Matana) disini adalah hari puncak, pada hari ini masyarakat bergembira dan merayakan pesta tahun dengan suka ria. Biasanya pusat perayaan berada di alun-alun atau biasa disebut Los. Acara dimeriahkan dengan gendang guro-guro aron dimana muda-mudi yang sudah dihias dengan pakaian adat melakukan tari tradisional. Perayaan tidak hanya dirayakan oleh penduduk kampung tetapi juga kerabat dari luar kampung ikut diundang menambah suasana semakin semarak. Pada hari ini pekerjaan paling berat adalah makan. Karena setiap kali berkunjung ke rumah kerabat aturannya adalah wajib menikmati/memakan hidangan yang telah disediakan oleh tuan rumah.

Hari keenam (Nimpa) pada hari ini ditandai dengan dilaksanakannya pembuatan cimpa, makanan khas karo, biasa disebut dengan lepat. Kerja tahun atau merdang merdem tidak lengkap rasanya tanpa kehadiran cimpa. Pada wilayah lain, cimpa biasa diganti dengan ngerires atau lemang. Cimpa atau rires biasanya dijadikan oleh oleh bagi tamu ketika pulang.

Hari ketujuh (Rebu) pada hari ini adalah hari istirahat setelah serangkaian kegiatan selama enam hari dalam pesta tahun atau merdang merdem. Pada hari ini masyarakat dilarang untuk saling beraktivitas di ladang, hari ketujuh atau rebu adalah hari penenang untuk beraktivitas seperti biasanya bagi masyarakat di keesokan hari.

Pada tahun 2014 lalu, kerja tahun atau merdang merdem akhirnya dijadikan dan tercatat sebagai warisan budaya tak benda, warisan budaya nasional (Warbudnas) milik Indonesia oleh balai pelestarian nilai budaya Aceh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun