Ini berarti, alih-alih mengandalkan lembaga-lembaga pelatihan eksternal, masyarakat desa sendiri yang harus menjadi katalis perubahan. Dengan begitu, pelatihan akan lebih relevan dan mudah diterima oleh masyarakat.
Pendekatan berbasis komunitas ini juga bisa mencakup kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan.
Pemerintah dapat berperan dalam menyediakan kebijakan yang mendukung, sektor swasta dapat memberikan peluang kerja dan pelatihan langsung, sementara lembaga pendidikan (baik formal maupun informal) bisa memberikan sumber daya untuk pengajaran dan pengembangan kapasitas masyarakat desa.
Selain itu, penting untuk menjalin kemitraan dengan organisasi non-pemerintah (NGO) atau lembaga internasional yang memiliki pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat perdesaan.
Program-program yang berbasis pada penguatan kapasitas masyarakat ini dapat diadaptasi dan dikembangkan lebih lanjut untuk menciptakan dampak yang lebih luas.
Manajemen Strategik Sebagai Katalisator Pembangunan Perdesaan
Manajemen strategik di perdesaan bukan hanya soal merancang rencana bisnis atau kebijakan ekonomi. Lebih dari itu, ia merupakan proses panjang yang melibatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM sebagai inti dari pembangunan berkelanjutan.
Pengembangan SDM yang tepat di perdesaan akan membuka potensi yang ada, memperbaiki kualitas hidup, dan menciptakan peluang ekonomi yang lebih merata.
Dengan pendekatan yang tepat, manajemen strategik dapat menjadi jembatan yang menghubungkan desa dengan dunia luar, serta memanfaatkan potensi lokal untuk menciptakan solusi dan inovasi yang relevan dengan kebutuhan global.
Sebuah desa yang berkembang adalah desa yang mampu mengelola dan mengembangkan SDM-nya dengan cermat. Dengan demikian, siap menghadapi tantangan masa depan dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H