Soekarno menyebut Indonesia sebagai negara yang terdiri dari berbagai unsur yang berbeda, namun bisa disatukan dalam semangat persatuan dan kesatuan.
Buku ini juga mengangkat konsep Indonesia Raya yang lebih dari sekedar semboyan, melainkan merupakan gambaran tentang cita-cita bangsa Indonesia yang ingin berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa besar di dunia.
Nasionalisme Soekarno juga terkait erat dengan perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan yang sejati, bukan hanya di bidang politik, tetapi juga dalam bidang ekonomi dan kebudayaan.
Soekarno menekankan pentingnya kemandirian Indonesia dalam berbagai aspek, terutama dalam bidang ekonomi yang tidak bergantung pada negara-negara kolonial yang sebelumnya menjajah Indonesia.
Dibawah Bendera Revolusi, Soekarno ingin menghidupkan semangat perjuangan yang menyatukan seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Selain itu, sang proklamator menekankan bahwa kebebasan yang diperoleh harus dijaga dan dipertahankan dengan semangat persatuan yang kuat.
Salah satu poin penting yang selalu ditegaskan oleh Soekarno dalam buku ini adalah bahwa bangsa Indonesia harus mampu menjaga kedaulatan dan identitasnya, tanpa tergantung pada kekuatan asing atau istilah populernya BERDIKARI (berdiri di atas kaki sendiri).
Soekarno dan sosialisme Indonesia
Dalam buku ini, Soekarno juga mengembangkan gagasan tentang sosialisme Indonesia, yang menjadi salah satu landasan utama dalam perjuangannya.
Berbeda dengan sosialisme yang berkembang di Eropa atau Soviet, sosialisme yang dicita-citakan Soekarno adalah sosialisme yang sesuai dengan kondisi Indonesia, yang tidak mengabaikan nilai-nilai agama dan budaya lokal.
Bagi Soekarno, sosialisme adalah cara untuk mencapai keadilan sosial, dimana seluruh rakyat Indonesia dapat merasakan kemakmuran yang adil dan merata.