Dibawah Bendera Revolusi adalah salah satu karya penting yang ditulis oleh Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, yang memberikan wawasan tentang pemikiran, perjuangan dan visi politik Soekarno dalam merebut kemerdekaan dan membangun Indonesia.
BukuBuku ini, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1959, tidak hanya menggambarkan perjalanan revolusi Indonesia, tetapi juga menggali lebih dalam tentang ideologi yang mendorong gerakan kemerdekaan, serta pandangan Soekarno mengenai masa depan bangsa Indonesia.
Sebagai seorang orator ulung dan pemimpin yang karismatik, Soekarno menggunakan buku ini untuk menyuarakan gagasan-gagasan besar tentang revolusi, nasionalisme, dan sosialisme yang menjadi inti dari visi politiknya.
Buku ini terdiri dari beberapa pidato dan tulisan yang diberikan oleh Soekarno sepanjang masa perjuangan revolusi Indonesia, dan menyajikan pemikiran Soekarno yang mengarah pada pencapaian tujuan revolusi, yaitu kemerdekaan, kesejahteraan rakyat, dan pembangunan bangsa.
Dalam tulisan ini, penulis akan membahas dimensi pemikiran Soekarno yang tertuang dalam buku tersebut, dan bagaimana buku ini merefleksikan ideologi serta strategi politik yang dijalankan oleh sang proklamator.
Latar belakang buku dan tujuan penulisan
Sebelum mengupas lebih dalam isi buku, penting untuk memahami konteks penulisannya. Dibawah Bendera Revolusi adalah sebuah karya yang diciptakan dalam suasana pergolakan politik pasca-kemerdekaan Indonesia, dimana bangsa Indonesia tengah berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih.
Buku ini ditulis pada masa yang penuh dengan dinamika politik, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional, dimana Soekarno sebagai presiden tengah berusaha mengonsolidasikan kekuatan politik untuk menjaga eksistensi Indonesia.
Soekarno ingin agar rakyat Indonesia memahami bahwa perjuangan revolusi tidak hanya berhenti pada pertempuran fisik melawan penjajah, tetapi juga harus melibatkan revolusi mental dan sosial yang dapat membebaskan rakyat dari kemiskinan, ketertinggalan, dan ketidakadilan.
Oleh karena itu, buku ini bukan hanya sekadar rekaman sejarah, melainkan lebih sebagai manifesto politik dan ideologi Soekarno untuk membangun bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Konsep revolusi dalam pemikiran Soekarno
Buku Dibawah Bendera Revolusi memuat beberapa pidato yang mengungkapkan pandangan Soekarno tentang konsep revolusi.
Bagi Soekarno, revolusi bukan hanya sebuah pertempuran fisik untuk mengusir penjajah, tetapi juga merupakan perubahan mendasar dalam struktur sosial, ekonomi, dan politik bangsa.
Soekarno percaya bahwa revolusi Indonesia harus bersifat total, menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat, dan harus dijalankan secara berkesinambungan.
Revolusi menurut Soekarno adalah jalan menuju pembebasan dari penjajahan, baik itu penjajahan fisik oleh kekuatan asing maupun penjajahan dalam bentuk ketidakadilan sosial dan ketimpangan ekonomi.
Dalam banyak pidatonya, Soekarno menyatakan bahwa revolusi Indonesia tidak akan berhenti setelah kemerdekaan tercapai, tetapi harus berlanjut dengan memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.
Salah satu pemikiran penting dalam buku ini adalah gagasan Revolusi Sosial, dimana Soekarno menekankan perlunya perubahan radikal dalam struktur sosial dan ekonomi Indonesia.
Soekarno mengkritik ketidaksetaraan sosial dan kekayaan yang terkonsentrasi pada segelintir orang, serta mengusulkan pembagian kekayaan dan sumber daya yang lebih adil untuk rakyat Indonesia.
Soekarno melihat revolusi sebagai suatu proses yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari kaum buruh, petani, hingga intelektual, untuk mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan makmur.
Nasionalisme dan identitas bangsa Indonesia
Soekarno selalu mengedepankan nasionalisme sebagai pilar utama dalam perjuangannya. Dalam buku ini, ia menguraikan secara mendalam tentang pentingnya rasa kebangsaan yang kuat dalam membangun Indonesia.
Nasionalisme yang dimaksud Soekarno bukanlah nasionalisme yang sempit atau eksklusif, melainkan nasionalisme yang terbuka dan inklusif yang menghargai keberagaman suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia.
Soekarno menyebut Indonesia sebagai negara yang terdiri dari berbagai unsur yang berbeda, namun bisa disatukan dalam semangat persatuan dan kesatuan.
Buku ini juga mengangkat konsep Indonesia Raya yang lebih dari sekedar semboyan, melainkan merupakan gambaran tentang cita-cita bangsa Indonesia yang ingin berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa besar di dunia.
Nasionalisme Soekarno juga terkait erat dengan perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan yang sejati, bukan hanya di bidang politik, tetapi juga dalam bidang ekonomi dan kebudayaan.
Soekarno menekankan pentingnya kemandirian Indonesia dalam berbagai aspek, terutama dalam bidang ekonomi yang tidak bergantung pada negara-negara kolonial yang sebelumnya menjajah Indonesia.
Dibawah Bendera Revolusi, Soekarno ingin menghidupkan semangat perjuangan yang menyatukan seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Selain itu, sang proklamator menekankan bahwa kebebasan yang diperoleh harus dijaga dan dipertahankan dengan semangat persatuan yang kuat.
Salah satu poin penting yang selalu ditegaskan oleh Soekarno dalam buku ini adalah bahwa bangsa Indonesia harus mampu menjaga kedaulatan dan identitasnya, tanpa tergantung pada kekuatan asing atau istilah populernya BERDIKARI (berdiri di atas kaki sendiri).
Soekarno dan sosialisme Indonesia
Dalam buku ini, Soekarno juga mengembangkan gagasan tentang sosialisme Indonesia, yang menjadi salah satu landasan utama dalam perjuangannya.
Berbeda dengan sosialisme yang berkembang di Eropa atau Soviet, sosialisme yang dicita-citakan Soekarno adalah sosialisme yang sesuai dengan kondisi Indonesia, yang tidak mengabaikan nilai-nilai agama dan budaya lokal.
Bagi Soekarno, sosialisme adalah cara untuk mencapai keadilan sosial, dimana seluruh rakyat Indonesia dapat merasakan kemakmuran yang adil dan merata.
Soekarno mengkritik sistem kapitalisme yang dianggapnya sebagai penyebab ketidakadilan dan kesenjangan sosial di Indonesia.
Selain itu, ia menyatakan bahwa kapitalisme hanya menguntungkan segelintir orang, sementara mayoritas rakyat Indonesia tetap hidup dalam kemiskinan.
Sosialisme Indonesia, menurut Soekarno, adalah sistem yang harus menempatkan rakyat sebagai pusat dari seluruh pembangunan ekonomi dan sosial dengan mengutamakan kebersamaan, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama.
Namun demikian, konsep sosialisme Soekarno juga mencakup kebebasan politik dan kebebasan individu yang menjadi bagian integral dari perjuangan revolusi Indonesia.
Soekarno menekankan bahwa Indonesia harus membangun ekonomi yang berbasis pada keadilan sosial, kebebasan berpikir dan berbicara tetap harus dijaga, karena itulah yang akan mendorong masyarakat untuk terus berkembang dan berinovasi.
Pentingnya persatuan dan keberagaman dalam revolusi
Soekarno sering kali menekankan bahwa keberagaman Indonesia adalah kekuatan, bukan kelemahan.
Dalam buku Dibawah Bendera Revolusi, ia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu kendati berbeda-beda latar belakang etnis, agama, dan budaya.
Soekarno menyebutkan bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak suku, bahasa dan agama, namun semua itu harus disatukan dalam semangat persatuan dan kebangsaan.
Selain itu, ia berusaha menghilangkan sekat-sekat yang membatasi rakyat Indonesia berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut, dan menggantikannya dengan semangat nasionalisme yang mengedepankan kesatuan dalam keragaman.
Menurutnya, hanya dengan bersatu, Indonesia dapat menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan cita-cita revolusi, yang bukan hanya sekedar kemerdekaan, tetapi juga pembebasan dari ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan penjajahan ekonomi.
Warisan pemikiran Soekarno
Buku Dibawah Bendera Revolusi adalah sebuah karya monumental yang mencerminkan visi besar Soekarno mengenai revolusi dan pembangunan bangsa Indonesia.
Dalam buku ini, Soekarno tidak hanya mengungkapkan gagasan-gagasannya tentang perjuangan politik, tetapi juga ideologi tentang bagaimana sebuah negara yang merdeka harus mengelola kemerdekaan itu untuk kesejahteraan rakyat.
Soekarno meletakkan dasar bagi Indonesia yang merdeka dengan menekankan nasionalisme yang inklusif, sosialisme yang sesuai dengan karakter bangsa, dan pentingnya persatuan di tengah keragaman.
Meskipun ada banyak kritik terhadap kebijakan-kebijakan Soekarno dalam implementasinya, ideologi dan pemikiran yang ia ajukan tetap relevan untuk memahami perjalanan sejarah Indonesia.
Buku ini merupakan salah satu karya penting yang tidak hanya memberikan gambaran tentang masa revolusi, tetapi juga tentang cita-cita luhur yang ingin dicapai oleh Soekarno bagi tanah airnya.
Warisi Apinya, Bukan Abunya–Bung Karno
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI