Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Book

Greg Barton: Biografi Gus Dur

20 Desember 2024   20:44 Diperbarui: 27 Desember 2024   18:32 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.instagram.com/p/C6lUjivRWTh/?igsh=cDhsOTczZXNyZmFv

Buku biografi Gus Dur, The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid yang ditulis oleh Greg Barton merupakan salah satu karya yang mendalam dan komprehensif mengenai kehidupan serta kontribusi dari KH. Abdurrahman Wahid.

KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia modern.

Dalam karya ini, Barton menyajikan Gus Dur sebagai figur yang kompleks, penuh kontradiksi, namun tetap berintegritas dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi, pluralisme, dan keberagaman.

Sebagai Presiden Indonesia ke-4, Gus Dur tidak hanya dikenang sebagai pemimpin negara, tetapi juga sebagai tokoh agama, pemikir, dan pembaharu sosial yang meninggalkan jejak yang dalam di tengah masyarakat Indonesia.

Barton, seorang akademisi yang memfokuskan penelitiannya pada studi Islam dan Timur Tengah, berhasil menulis sebuah biografi yang tidak hanya mendokumentasikan perjalanan hidup Gus Dur, melainkan memberikan wawasan kritis tentang pemikiran dan prinsip yang membentuknya.

Baca juga: Kolom Demi Kolom

Dalam tulisan ini, penulis akan mencoba mengungkap berbagai dimensi dari kehidupan Gus Dur yang disoroti oleh Barton, dan cara Barton menampilkan sosok Gus Dur melalui lensa sejarah, agama dan politik.

Konteks dan Latar Belakang Biografi

Sebelum menyelami lebih jauh tentang isi buku ini, penting untuk memahami bahwa biografi Gus Dur ini ditulis dengan pendekatan yang cukup berbeda dibandingkan dengan biografi tokoh-tokoh besar Indonesia lainnya.

Greg Barton menulisnya dengan menggunakan perspektif yang lebih luas dan mendalam, tanpa terjebak dalam narasi romantisisme atau penghormatan berlebihan terhadap Gus Dur.

Buku ini menyajikan Gus Dur sebagai pribadi dengan kekuatan dan kelemahan, menjadikannya lebih manusiawi dan lebih dekat dengan pembaca tanpa pengkultusan.

Barton memulai biografinya dengan mengungkap latar belakang keluarga Gus Dur yang memiliki akar kuat dalam tradisi pesantren, sekaligus keterlibatannya dengan dunia pendidikan dan agama.

Keluarga besar Gus Dur yang terhubung dengan Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memainkan peran penting dalam membentuk pandangan dan pemikiran Gus Dur.

Namun demikian, Gus Dur juga dibesarkan dalam suasana yang terbuka terhadap pengaruh luar, baik dari Barat maupun dunia politik Indonesia yang sedang bergolak.

Pola Kepemimpinan Gus Dur

Salah satu tema utama dalam biografi ini adalah kepemimpinan Gus Dur yang sangat khas dan berani.

Barton mengungkapkan bahwa Gus Dur memiliki kemampuan untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang, sesuatu yang jarang ditemukan dalam banyak pemimpin, baik di Indonesia maupun dunia.

Kepemimpinan Gus Dur bukanlah tipe yang penuh kekuatan otoriter, melainkan lebih inklusif dan mengedepankan dialog antar kelompok, baik di dalam negeri maupun dengan dunia internasional.

Selama masa pemerintahannya, Gus Dur memperkenalkan banyak kebijakan yang mengejutkan banyak kalangan, termasuk kebijakan yang membuka ruang bagi kebebasan beragama, kebebasan pers dan penghargaan terhadap hak-hak minoritas.

Misalnya, Gus Dur menentang segala bentuk kekerasan terhadap agama-agama lain dan memerintahkan penyelidikan terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM, yang dalam beberapa hal mendapat reaksi negatif dari kalangan konservatif.

Kendati demikian, kepemimpinan Gus Dur juga diwarnai dengan berbagai kontroversi. Salah satunya adalah pengambilalihan beberapa posisi strategis dalam pemerintahan yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma politik yang ada saat itu.

Gus Dur juga tidak segan-segan mengambil keputusan yang tidak based on popularity, melainkan based on needs seperti pemecatan beberapa pejabat tinggi yang dianggap tidak kompeten atau yang terlibat dalam praktek korupsi.

Oleh karena itu, meskipun kebijakan-kebijakan tersebut sering kali menyebabkan ketegangan politik, namun Gus Dur tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang ia yakini.

Pemikiran dan Teologi Gus Dur

Salah satu aspek yang sangat menarik dalam biografi ini adalah penggambaran pemikiran dan pandangan Gus Dur terhadap agama, terutama Islam.

Gus Dur dikenal sebagai seorang intelektual yang mendalam pada bidang agama dan filsafat. Ia tidak hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang pemikir yang terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru, baik yang bersumber dari tradisi Islam maupun dari luar tradisi agama.

Gus Dur mengembangkan pandangan yang lebih moderat terhadap Islam, dengan menekankan pentingnya toleransi dan dialog antar agama.

Barton menggambarkan bahwa Gus Dur memiliki pandangan yang sangat inklusif dalam hal keberagaman agama dan budaya.

Gus Dur percaya bahwa Islam seharusnya tidak dijadikan alasan untuk memisahkan umat manusia, melainkan menjadi kekuatan pemersatu yang bisa mengatasi setiap perbedaan.

Salah satu contoh jelas dari pandangan Gus Dur ini adalah sikapnya yang tegas dalam memperjuangkan hak-hak minoritas, seperti umat Kristiani dan umat beragama lainnya di Indonesia.

Barton juga mengungkapkan bahwa Gus Dur menentang tafsir dan praktik Islam yang dianggapnya sempit dan tidak mengakomodasi perkembangan zaman.

Gus Dur menekankan bahwa Islam harus dilihat sebagai agama yang rahmatan lil alamin, yang memberi kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia tanpa memandang suku, ras, agama atau kepercayaan lainnya.

Gus Dur dan Demokrasi

Sumbangan terbesar Gus Dur adalah komitmennya terhadap demokrasi. Kendati lahir dan besar di Indonesia yang penuh dengan politik otoritarian, Gus Dur menjadi salah satu tokoh yang berani memperjuangkan hak-hak demokratis rakyat Indonesia.

Barton mengungkapkan bagaimana Gus Dur sebagai Presiden, berusaha untuk mengurangi pengaruh militer dalam politik Indonesia dan memperkenalkan kebijakan yang lebih terbuka serta memberikan kebebasan kepada media massa.

Di bawah pemerintahan Gus Dur, Indonesia mengalami banyak perubahan signifikan. Selain membuka ruang bagi kebebasan pers, Gus Dur juga berusaha mewujudkan sistem politik yang lebih terbuka dan demokratis.

Gus Dur memulai langkah-langkah reformasi dengan membersihkan birokrasi dari praktik korupsi dan memberi kebebasan kepada masyarakat untuk menyuarakan pendapat tanpa takut akan intimidasi.

Namun dalam menjalankan demokrasi, Gus Dur tidak pernah mengabaikan nilai-nilai Islam yang ia anut.

Menurut Barton, Gus Dur memandang demokrasi sebagai suatu sistem yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan dapat dipandang sebagai jalan untuk mewujudkan kebaikan bersama dalam masyarakat.

Oleh karena itu, Gus Dur selalu menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik dan pengambilan keputusan.

Kritik dan Kontroversi dalam Kepemimpinan Gus Dur

Disatu sisi Gus Dur mendapat banyak pujian atas komitmennya terhadap demokrasi dan pluralisme, namun disisi lain, tidak sedikit pula yang mengkritik kebijakannya.

Salah satu kritik utama yang disorot Barton adalah ketidakmampuan Gus Dur dalam mengelola situasi politik yang penuh intrik dan ketegangan.

Keputusan-keputusan Gus Dur yang kontroversial sering kali menimbulkan konflik dengan kekuatan politik lainnya, baik di dalam kabinet maupun dengan partai-partai politik besar.

Ketidakmampuannya untuk mengelola krisis politik secara efektif (era transisi reformasi). Misalnya, dalam menangani masalah ekonomi dan krisis moneter pada saat pemerintahannya, menyebabkan ketidakstabilan politik yang berujung pada pemakzulan dirinya.

Namun demikian, Barton menegaskan bahwa meski terdapat kekurangan dalam kepemimpinannya, Gus Dur tetaplah seorang tokoh yang memiliki visi besar untuk Indonesia.

Salah satu nilai yang patut dihargai adalah kesetiaannya pada prinsip-prinsip yang diyakininya, meskipun itu tidak selalu populer atau mudah untuk dijalankan dalam praktiknya.

Gus Dur sebagai Tokoh Sejarah yang Kompleks

Buku biografi ini, yang ditulis oleh Greg Barton, memberikan gambaran yang sangat komprehensif tentang kehidupan dan pemikiran Gus Dur.

Barton tidak hanya menulis tentang kisah hidup Gus Dur secara kronologis, tetapi juga mencoba menggali lebih dalam tentang motif, ideologi, dan prinsip yang membentuk tokoh yang satu ini.

Gus Dur digambarkan sebagai pemimpin yang berani dan berprinsip, seorang pemikir yang moderat, serta seorang pejuang demokrasi yang penuh integritas.

Melalui buku ini, Barton memberikan perspektif yang seimbang mengenai Gus Dur yang tidak hanya mengakui prestasi-prestasinya, tetapi juga mengkritisi kebijakan-kebijakan yang kontroversial.

Kelebihan buku ini adalah kemampuannya untuk menyajikan Gus Dur dalam dimensi yang lebih manusiawi, penuh dengan kontradiksi dan kompleksitas, yang menjadikannya sebagai salah satu tokoh besar Indonesia yang layak dikenang dengan penuh penghormatan.

Sampai detik ini, penulis selalu terinsipirasi idiom dari Gus Dur, yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun