Mohon tunggu...
Fuan Lara
Fuan Lara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pekerja Lepas

hobi saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Antropologi: Refleksi Artificial Intelligence dalam Lingkungan Pendidikan

29 Mei 2023   13:49 Diperbarui: 29 Mei 2023   14:23 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Informan memiliki Google Nest Home Mini yang menggunakan peramban AI yang mampu terhubung dengan internet dan ponsel pemilik yang memiliki basis program google atau android. Hal tersebut digunakan oleh informan untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau kebiasaan hariannya. Kegiatan yang dilakukan dengan kebiasaan tersebut adalah memutar lagu, berita, cuaca, dan perangkat pintar dalam rumah yang terhubung dengan peramban Google Nest Home Mini seperti televisi. Kebiasaan tersebut merupakan salah satu contoh dalam kegiatan sehari-hari. Tapi bagaimana dalam kegiatan pendidikan?

Dorongan untuk menggunakan peramban AI untuk kegiatan pendidikan ini termasuk ke dalam kebiasaan yang dilandasi oleh nilai. Couldry (2003) menyebutkan bahwa ketika sebuah tindakan kebiasaan itu dilandasi dengan nilai, maka kebiasaan tersebut diikuti dengan kegunaan dan tujuan. Maksudnya adalah ketika seseorang melakukan kebiasaan, seseorang memiliki dorongan bahwa kebiasaan tersebut memiliki manfaat dan tujuan bagi dirinya.

Kemudian, manfaat dan tujuan tersebut menjadi nilai dalam kehidupannya sehingga kebiasaan tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Menilik kembali pada peramban AI dan kebiasaan yang berlandaskan nilai, maka dapat ditemukan bahwa penggunaan peramban tersebut mendorong seseorang untuk memanfaatkan kecerdasan ilmiah. Di mana ia melakukan pekerjaan sehari-hari, termasuk tugas akademis, dibantu oleh peramban AI. 

Barang tentu tujuan dalam penggunaan peramban tersebut dilandasi oleh dorongan manfaat dan kegunaan bagi dirinya. Dapat kita temukan bagaimana sebagian orang memanfaatkan peramban AI sebagai jalan pintas untuk melakukan pekerjaan. Pada temuan netnografi ketika menyelam di dalam media sosial Twitter, banyak ditemukan bagaimana diskusi tentang penggunaan AI ramai untuk dibahas. Dalam hal pendidikan pun, AI dapat dilatih sedemikian rupa sehingga mampu melakukan analisis terhadap permasalahan yang disajikan oleh user atau pengguna.  

Berlandaskan perspektif Couldry (2003) tentang kebiasaan yang didasarkan nilai, dapat ditemukan bahwa pemanfaatan AI dalam dunia pendidikan termasuk dalam klasifikasi kebiasaan tersebut. Dorongan untuk mencapai manfaat dan nilai guna dari kebiasaan menggunakan AI menjadi kata kunci dalam klasifikasi. 

Sehingga ditemukan bahwa penggunaan AI seperti ChatGPT, Phind, ChatPDF, hingga C.Ai merupakan bentuk dari kebiasaan yang dilandaskan pada nilai. Salah satu utas yang muncul dalam linimasa Twitter, ditemukan bagaimana seseorang mengumpulkan berbagai sumber peramban yang mampu meningkatkan efektivitas ketika menggunakan AI untuk membantu pekerjaan harian. Pun tidak sedikit pula diikuti dengan kiat-kiat dalam menggunakan AI sehingga mampu menghasilkan analisis yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengguna. 

Tidak berhenti di sana, AI pun dapat dilatih dengan sedemikian rupa karena AI lewat model algoritma reinforcement learning, peramban tersebut mampu mendapatkan input pengetahuan dari user dan mampu memberikan output yang telah dipelajari oleh peramban.

Pola perilaku yang terwujud dalam penggunaan AI ini dapat ditemukan pula dalam proses penyusunan artikel ilmiah yang dilakukan pada peramban ChatGPT. Pengguna bisa mengarahkan AI tersebut untuk berperan sebagai penulis karya ilmiah atau bahkan peneliti. Dengan memberikan beberapa poin-poin gagasan, pengguna dapat mengarahkan AI untuk menghasilkan tulisan berdasarkan ide popok gagasan yang diberikan. Sehingga hal ini memudahkan dan memberikan efisiensi waktu ketika menggunakan AI.

Tidak berhenti di sana, terdapat pula peramban AI yang bernama Phind. Di mana peramban tersebut memiliki fitur untuk menyediakan jawaban dengan rujukan. Peramban tersebut memberikan beberapa rujukan dari akses data terbuka di internet. Sehingga pengguna bisa melakukan kurasi atas jawaban dari rujukan yang diberikan. 

Pun, pengguna bisa meminta saran kepada AI dalam mencari rujukan jurnal ilmiah selama sumber tersebut dapat diakses secara terbuka. Kemampuan AI ini disinyalir mampu memberikan referensi yang begitu luas dan menyasar pada rujukan yang tepat sesuai dengan kebutuhan peneliti. Di samping itu, Phind mampu memberikan rangkuman atas sebuah jurnal atau pun buku yang memang tersedia secara daring. 

Ini sangat membantu bagi pengguna di ranah pendidikan untuk cepat mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Diikuti pula dengan peramban dengan fitur yang mirip dalam memberikan rangkuman. Yakni, peramban ChatPDF di mana AI dalam peramban tersebut membantu pengguna untuk menampilkan poin-poin yang ingin diketahui oleh pengguna. Pengguna bisa mengunggah file pdf yang dibutuhkan, setelah itu pengguna mampu bertanya tentang apa yang ingin diketahui. Demikian, AI akan memberikan jawaban atas informasi yang tersedia di dalam file tersebut. Tentunya ini sangat memudahkan dalam mendapatkan informasi dengan waktu yang cukup efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun