Henry semakin gelisah, dia kembali ke rumah kekasihnya dan ingin mencari darimana suara itu. Henry berjalan ke samping rumah, dia berdiri di samping jendela. Jendela itu masih diterangi cahaya lampu, semakin menambah gusar seorang lelaki yang berdiri di sampingnya. Dia menempelkan bola matanya ke dekat jendela. Seorang lelaki yang dia kenal sedang mencium dan memeluk kekasihnya. Henry tahu siapa lelaki itu, Rodriguez yang memberi uang saat dia kehilangan uangnya. Rodriguez sedang mencium Merry. Merry tidak menolak, dia begitu senang menerima ciuman bertubi-tubi dari Rodriguez. Henry berdiri tegang tak bisa berkata dan masih kaget. Sebagai seorang lelaki, air matanya keluar. Dia berlari tanpa menghiraukan siapa itu Merry dan Rodriguez.
***
Keesokan harinya, Merry yang telah mendapatkan ciuman dari Rodriguez, hendak keluar rumah untuk berlatih opera. Saat membuka pintu, sudah banyak wartawan yang memotret tubuh seorang lelaki tak bernyawa bergelantung di bawah selendang. Henry gantung diri dengan selendang yang dia beli untuk kekasihnya. Marry berlinang air mata dan memeluk tubuh lelaki itu. Dia tahu mengapa penyebab Henry mengakhiri hidupnya. Semenjak itu, tak ada lagi kehadiran Merry sang pemain opera. Entah kini hilang kemana.
Pati, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H