Menjadi ayah tunggal berarti Anda harus mengambil alih semua tugas dan tanggung jawab yang biasanya dibagi dengan pasangan. Dari mengurus rumah tangga hingga mengasuh anak, semuanya jatuh ke pundak Anda. Ini bisa sangat melelahkan secara fisik dan mental.
Keseimbangan Kerja-Kehidupan
Mencari nafkah sambil mengurus anak sendirian adalah tantangan tersendiri. Menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dengan kebutuhan anak seringkali terasa mustahil. Anda mungkin merasa terpaksa mengorbankan salah satunya, entah karir atau waktu bersama si kecil.
Tekanan Emosional
Menghadapi semua ini seorang diri bisa sangat berat secara emosional. Rasa cemas, stres, dan depresi lebih mudah menghampiri para ayah tunggal. Kurangnya dukungan sosial dan waktu untuk diri sendiri bisa memperburuk keadaan.
Stereotip Ayah Tunggal
Sayangnya, masih ada stigma dan pandangan negatif terhadap ayah tunggal di masyarakat. Sebagian menganggap mereka kurang mampu mengasuh anak dengan baik dibanding ibu. Ini tentu saja bisa menambah beban mental bagi Anda.
Kurangnya Sumber Daya
Akses ke program dan layanan pendukung untuk keluarga dengan ayah tunggal seringkali masih terbatas. Minimnya fasilitas penitipan anak, kelas parenting, ataupun kelompok pendukung membuat perjalanan semakin sulit. Meski terdapat banyak tantangan, menjadi ayah tunggal bukanlah hal yang mustahil. Dengan persiapan mental dan fisik yang baik, serta dukungan dari lingkungan sekitar. Anda pasti mampu melaluinya dengan baik demi kebahagiaan buah hati tercinta.
Strategi Untuk Menurunkan Angka Kematian Laki-Laki
Mencari Bantuan Profesional