Mohon tunggu...
M Zulfa Nashrullah Dinata
M Zulfa Nashrullah Dinata Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjumpaan di Puncak Senja

24 Januari 2024   01:16 Diperbarui: 24 Januari 2024   01:40 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moleo: (Berbicara dengan Restari) Restari, saya tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang. Kita bisa melewati ini bersama-sama.

Restari: (Tegas) Saya setuju, Moleo. Kita tidak bisa membiarkan norma sosial menghancurkan apa yang telah kita bangun bersama.

(Sementara itu, warga desa mulai berkomentar dan mencampuri urusan Moleo dan Restari.)

Warga Desa 1: Lihatlah mereka, berpikir bahwa mereka bisa melawan norma sosial. Ini tidak akan pernah berhasil!

Warga Desa 2: Apa yang mereka pikirkan? Mereka dari dunia yang berbeda, tidak mungkin bisa bersatu!

(Moleo dan Restari terus berjuang, mencoba mengatasi prasangka dan pandangan masyarakat.)

Puncak dramatis terjadi ketika mereka memutuskan untuk bersatu meskipun harus menghadapi tentangan keras dari masyarakat. Keberanian mereka menginspirasi beberapa orang di desa untuk melihat melampaui perbedaan kelas dan merangkul cinta sebagai kekuatan penyatuan.

Beberapa minggu kemudian, di Puncak Senja yang pernah menjadi saksi pertemuan mereka...

Restari: (Berbicara dengan Moleo) Moleo, kita harus mengambil keputusan. Kita tidak bisa terus menerus melawan angin.

Moleo: (Berpegang pada tangan Restari) Saya tahu ini sulit, tapi jika kita bersatu, mungkin kita bisa merubah pikiran mereka.

Resrari: (Menatap mata Moleo) Iya, ayo kita hadapi Bersama-sama, tunjukkan kalau kita bisa bersatu!
Warga Desa 3: (Merasa terharu) Lihatlah mereka, mencoba menghadapi semua ini bersama. Mungkin kita seharusnya belajar dari mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun