Masa tenang dalam Pilkada 2024 yang berlangsung mulai 24 hingga 26 November 2024 adalah periode yang ditujukan untuk memberikan ruang refleksi bagi masyarakat sebelum memberikan suara.
Namun, di balik momen ini, muncul fenomena yang kerap menjadi perbincangan "serangan fajar". Istilah ini merujuk pada praktik pemberian uang atau barang oleh oknum tertentu kepada pemilih untuk memengaruhi pilihan mereka. Praktik ini tidak hanya mencederai semangat demokrasi tetapi juga melanggar hukum.
Serangan fajar biasanya dilakukan menjelang hari pemungutan suara, umumnya pada malam atau dini hari di masa tenang. Hal ini dilakukan dengan tujuan memanfaatkan waktu ketika sebagian besar masyarakat sedang lengah atau beristirahat, sehingga pelaku dapat menjalankan aksinya dengan lebih leluasa tanpa terdeteksi.
Serangan fajar sering kali melibatkan tim sukses atau perantara yang ditugaskan untuk membagikan uang, sembako, atau barang lainnya sebagai bentuk "bujukan" kepada pemilih.
Biasanya, strategi ini dirancang untuk memengaruhi pemilih yang dianggap masih ragu atau belum menentukan pilihan, sehingga mereka lebih mudah menerima tawaran tersebut.
Praktik ini tidak hanya dilakukan di daerah pedesaan, tetapi juga terjadi di wilayah perkotaan dengan berbagai pola dan modus operandi yang semakin canggih.
Dalam beberapa kasus, pelaku serangan fajar bahkan mendatangi rumah-rumah pemilih secara diam-diam atau mengirimkan bantuan melalui pihak ketiga untuk menghindari pengawasan dari panitia pengawas pemilu (Panwaslu) dan aparat keamanan. Meski terlihat sederhana, dampak jangka panjang dari praktik ini sangat merugikan kualitas demokrasi.
Dampak Serangan Fajar terhadap Demokrasi
1. Merosotnya Integritas Pemilu
Serangan fajar secara langsung mencederai integritas pemilu dengan mengutamakan kepentingan materi di atas nilai-nilai demokrasi.
Pemilu yang seharusnya menjadi ajang kompetisi ide dan gagasan berubah menjadi sekadar transaksi uang atau barang. Hal ini menghilangkan esensi pemilihan sebagai sarana memilih pemimpin yang berkualitas.
2. Menciptakan Pemimpin yang Tidak Berkualitas
Politik uang yang melibatkan serangan fajar sering kali melahirkan pemimpin yang tidak memiliki kapasitas atau integritas. Pemimpin yang terpilih melalui cara-cara ini biasanya lebih mementingkan pengembalian modal kampanye daripada melayani kepentingan rakyat.
3. Memperkuat Korupsi Politik
Pemimpin yang terpilih karena praktik serangan fajar cenderung terjebak dalam korupsi politik. Mereka merasa harus "mengembalikan" dana yang digunakan untuk membeli suara, sehingga mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan publik.
4. Mengurangi Partisipasi Pemilih yang Berkualitas
Praktik serangan fajar dapat membuat pemilih yang sadar akan pentingnya pemilu merasa kecewa atau apatis. Mereka melihat bahwa suara mereka tidak lagi dihargai karena kalah oleh kekuatan uang, sehingga berpotensi menurunkan partisipasi pemilih yang berkualitas.
5. Melemahkan Kepercayaan Publik terhadap Institusi Demokrasi
Ketika masyarakat mengetahui bahwa hasil pemilu dipengaruhi oleh uang, kepercayaan mereka terhadap institusi pemilu dan proses demokrasi akan menurun. Hal ini bisa berdampak pada ketidakstabilan politik dan rendahnya legitimasi pemerintah yang terpilih.
Upaya Memerangi Serangan Fajar
Untuk memberantas serangan fajar, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan semua pihak, baik penyelenggara pemilu, aparat penegak hukum, maupun masyarakat. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan:
1. Penguatan Regulasi dan Penegakan Hukum
KPU dan Bawaslu harus memastikan aturan mengenai larangan politik uang, termasuk serangan fajar, dipahami dan dipatuhi oleh semua pihak.
Penegakan hukum harus dilakukan secara tegas tanpa pandang bulu terhadap siapa pun yang terlibat dalam praktik serangan fajar, termasuk peserta pemilu, tim sukses, atau masyarakat yang menerima imbalan.
2. Edukasi Pemilih
Memberikan pendidikan politik kepada masyarakat agar memahami dampak buruk serangan fajar terhadap demokrasi. Mendorong pemilih untuk menggunakan hak pilihnya secara independen tanpa dipengaruhi oleh uang atau imbalan lainnya.
Mengedukasi masyarakat mengenai mekanisme pelaporan jika menemukan praktik serangan fajar.
3. Peningkatan Pengawasan
Bawaslu dapat memperluas jaringan pengawasan dengan melibatkan relawan pemilu, tokoh masyarakat, dan organisasi sipil.
Memanfaatkan teknologi seperti aplikasi daring untuk melaporkan dugaan pelanggaran secara cepat dan aman.
Melakukan patroli intensif di daerah yang rawan praktik politik uang, terutama selama masa tenang.
4. Peran Aktif Media
Media massa dapat membantu mengungkap praktik serangan fajar dengan melaporkan kasus-kasus yang terjadi di lapangan.
Media sosial dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya serangan fajar dan pentingnya pemilu yang bersih.
5. Partisipasi Masyarakat
Masyarakat dapat berperan aktif dalam melaporkan pelaku serangan fajar kepada pihak berwenang, seperti Panwaslu atau aparat kepolisian.
Menggalang gerakan sosial untuk menolak politik uang, seperti kampanye “Tolak Serangan Fajar” yang melibatkan komunitas lokal.
Mendukung pemimpin yang bersih dan memiliki integritas dengan tidak tergiur oleh tawaran uang atau barang.
6. Efek Jera bagi Pelaku
Penerapan sanksi hukum yang tegas dan publikasi kasus serangan fajar akan memberikan efek jera kepada pelaku dan mencegah praktik serupa di masa depan.
Selain hukuman pidana, sanksi administratif seperti diskualifikasi peserta pemilu yang terbukti terlibat dalam politik uang dapat diterapkan untuk memperkuat pesan bahwa pemilu harus bersih.
Peran Masyarakat dalam Melawan Serangan Fajar
Masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam memberantas praktik serangan fajar. Sebagai pemegang kedaulatan demokrasi, partisipasi aktif masyarakat dapat menjadi benteng utama melawan politik uang. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Menolak Politik Uang
Masyarakat harus memahami bahwa menerima uang atau barang dalam serangan fajar adalah bagian dari politik uang yang merugikan demokrasi.
Menolak pemberian tersebut adalah bentuk komitmen untuk menjaga integritas pemilu dan memastikan pemimpin yang terpilih adalah yang terbaik berdasarkan kualitasnya.
2. Mengedepankan Kesadaran Politik
Pemilih harus menggunakan hak pilihnya dengan bijak, berdasarkan visi, misi, dan rekam jejak calon, bukan karena imbalan materi.
Kesadaran bahwa suara mereka adalah amanah untuk menentukan masa depan daerah dan bangsa harus ditanamkan dalam setiap individu.
3. Melaporkan Pelanggaran
Jika menemukan praktik serangan fajar, masyarakat dapat melaporkan kejadian tersebut kepada Bawaslu atau Panwaslu setempat.
Laporan dapat disampaikan melalui hotline, aplikasi, atau langsung ke kantor pengawas pemilu, dengan melampirkan bukti jika memungkinkan.
4. Menjadi Relawan Pengawas Pemilu
Masyarakat dapat terlibat aktif sebagai relawan pengawas pemilu untuk membantu Bawaslu dalam mendeteksi dan mencegah praktik politik uang.
Relawan dapat memberikan informasi yang akurat dan bertindak sebagai mata serta telinga di komunitas mereka.
5. Menggalang Kesadaran Kolektif
Membentuk komunitas atau kelompok lokal yang secara aktif mengampanyekan penolakan terhadap serangan fajar.
Mengadakan diskusi atau sosialisasi di lingkungan sekitar untuk membahas bahaya politik uang dan pentingnya pemilu bersih.
6. Menggunakan Media Sosial untuk Advokasi
Media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan informasi, mengedukasi masyarakat, dan mengadvokasi penolakan terhadap serangan fajar.
Masyarakat dapat memanfaatkan platform digital untuk melaporkan dugaan pelanggaran atau membagikan konten edukasi tentang pemilu yang bersih.
Secara keseluruhan, serangan fajar bukan sekadar praktik ilegal, tetapi ancaman nyata terhadap demokrasi yang merusak integritas pemilu dan mencederai kepercayaan publik.
Untuk melawan praktik ini, dibutuhkan kesadaran dan komitmen bersama dari penyelenggara pemilu, aparat penegak hukum, serta masyarakat.
Dengan menolak politik uang dan menjaga nilai-nilai demokrasi, kita dapat memastikan Pilkada 2024 berjalan bersih, jujur, dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar mewakili aspirasi rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H