Mohon tunggu...
Muhammad Awaludin
Muhammad Awaludin Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswa UINWS'19 IG: lakopolone

NIM: 1903016076

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Perkembangan Sosial-Emosional Pada Perilaku Anak Usia Dini

16 April 2021   17:58 Diperbarui: 16 April 2021   18:28 7028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahapan kedua yaitu initiative vs guilt yang juga disebut sebagai tahap inisiatif vs rasa bersalah yang berlangsung pada usia 3–6 tahun. Pada tahap ini anak aktif bereksperimen, berimajinasi, berani mencoba, berani mengambil risiko, dan senang bergaul dengan temannya. Apabila anak pada masa ini sering dikritik maka emosi yang timbul adalah negatif, merasa apa yang dikerjakan selalu salah sehingga anak cenderung bersikap apatis (kurang antusias), takut salah, dan tidak berani mencoba atau mengambil risiko. (Ani;2016)

Perkembangan sosial emosional erat kaitannya dengan interaksi, baik dengan sesama atau benda-benda lainnya. Jika interaksinya tidak baik, maka pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi tidak optimal. Namun kebanyakan orangtua kurang memerhatikan hal tersebut pada anak padahal perkembangan sosial emosional setiap anak berbeda. Dalam hal ini peran pendidik baik orangtua/guru sangat diperlukan untuk memahami perkembangan sosial emosional pada anak agar mereka dapat mengembangkan kemampuannya dengan baik. Untuk itu dibutuhkan optimalisisasi dalam proses tumbuh kembang emosional anak. 

Dalam Optimalisasi perkembangan sosial emosional ini ditentukan oleh kualitas kerjasama antara orangtua, guru, dan lingkungan (Wahyuni dkk 2015:2). Untuk itu optimalisasi perkembangan sosial emosional tersebut dapat dilakukan dengan mulai mengajak anak mengenal dirinya sendiri dan lingkungan.  

Proses pengenalan ini dapat berupa interaksi anak dengan keluarga yang akan membuat anak belajar membangun konsep diri. Juga dapat dengan cara bermain bersama teman sebaya yang akan melatih dan meningkatkan kemampuan sosialisasi anak. Berikut ini kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan aspek sosial-emosional anak usia dini;

1. Metode Keteladanan

Pembelajaran dengan melalui keteladanan adalah pembelajaran melalui contoh-contoh yang baik, dapat diterima oleh masyarakat, dan sesuai dengan standar dan sistem nilai yang berlaku. Metode ini efektif diterapkan pada anak melalui proses pencontohan dan peniruan. Kegiatan keteladanan dapat ditularkan kepada anak usia dini untuk mengembangkan sosial-emosional antara lain;

  1. Keteladanan dalam beribadah, seperti adab dalam berdoa dan sholat.
  2. Keteladanan yang berhubungan dengan oranglain, seperti cara menyapa, cara meminta, cara berkomunikasi, dan tata krama.
  3. Keteladanan dalam menyelesaikan masalah, seperti bersabar, bersemangat, dan displin.
  4. Teladan dalam berpakaian, seperti berpakaian ke sekolah, berpakaian melayat orang yang meninggal, dan berpaaian beribadah.
  5. Teladan gaya hidup, yaitu tidak boros, sederhana, suka menabung, dan lain-lain.
  6. Teladan cara belajar, seperti pemanfaatan waktu belajar, adab belajar, dan sebagainya. (Nurjanah;2017)

2. Metode Mendongeng atau Bercerita

Mendongeng adalah suatu kegiatan yang bersifat professional, karena membutuhkan keahlian khusus, seperti mengatur gaya dan intonasi ketika bercerita agar membuat anak tertarik untuk mendengarkan dan memahami cerita atau dongeng yang disampaikan. Nilai yang terkandung dalam dongeng pun harus di bungkus dengan sebaik mungkin, baru setelah selesai mendongengkan pendidik menjelasakan nilai tersebut (Santoso, 2011)

3. Metode Bermain Kooperatif

Bermain kooperatif dapat meningkatkan perilaku kerjasama dan membantu anak untuk tidak berperilaku agresif. Selain itu, bermain jenis ini dapat meningkatkan rasa penghargaan pada teman sebaya, pada diri sendiri, dan ketrampulan sosial lainnya (Wardany dkk;2016).

Dalam hal memahami emosi, anak antara usia 2-4 tahun secara signifikan mulai menggunakan jumlah istilah yang mereka gunakan untuk menggambarkan emosi. Selama rentang tersebut mereka juga belajar tentang penyebab dan konsekuensi dari perasaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun