Budi yang sedikit terperangah menjawab, "Kami berjanji tidak akan mengulangi lagi, Pak. Saya juga salah."
"Sekarang begini saja, bapak tidak akan kasih tahu kejadian ini kepada Kepala Sekolah sehingga kalian tidak akan dikeluarkan, tapi dengan satu syarat!"
"Syaratnya apa, Pak?", tanya mereka bersamaan.
"Coba, akui kesalahan kalian masing-masing kemudian berpelukan lagi untuk saling memaafkan!" Mereka dengan patuh mengerjakan kesepakatan tersebut.
"Sekarang kalian berjalan sambil merangkul bahu masing ke dalam kelas. Tunjukkan ke teman kalian bahwa kalian sudah baikan." Pun itu mereka kerjakan dengan patuh.
"Cieee", kata itu menyambutku dan dua murid yang tadi berkelahi saat memasuki kelas.
"Hei, tidak ada suara", agak kikuk merespon situasi.
"Simpan semua buku cetak kalian!", aku lanjutkan dengan perintah tegas.
"Tapi, Pak. Saya belum siap", rata-rata menjawab demikian.
"Apa yang bapak bilang barusan. Apa perlu bapak ulangi lagi!?"
"Tidak, Pak. Siap laksanakan", kata salah satu murid dengan spontan membuat ekspresi seriusku nyaris buyar karena kepolosan mereka membuatku ingin terbahak-bahak saat itu juga.