"Kalian tahu siapa yang mulai", aku menatap sekeliling kepada teman-teman yang menyaksikan untuk memastikan informasi diterima lebih berimbang.
"Tidak tahu juga, Pak. Kami lihat mereka sudah baku pukul saja tadi," hampir serempak menjawab hal yang sama.
"Sekarang kalian berdua ikut bapak!", kiri dan kanan tanganku mengengam pergelangan keduanya membawa ke kamar mandi sekolah.
Setibanya di kamar mandi, "Cuci muka kalian masing!", aku memerintah dan diikuti oleh keduanya.
"Sekarang tenangkan diri kalian masing-masing, tarik napas dalam", dengan menurunkan nada aku memerintah.
"Yang lain silahkan masuk ke kelas dan kerjakan halaman 17, nanti diambil nilainya, Ok", kataku kepada anak-anak yang lain yang tidak berkepentingan untuk hadir di sana.
Kembali kupalingkan pandanganku kepada kedua anak yang sudah kuyup wajahnya oleh air.
Mereka masih saling berpaling berdiri sementara aku jongkokan posisiku untuk dapat saling berhadapan secara enam mata dengan mereka.
"Lihat bapak!"
"Apa yang kalian dapat dari ini semua?!?"
Keduanya masih sama-sama diam. Aku pun juga terdiam tidak habis pikir bagaimana urusan semacam ini bisa berujung perkelahian.