Mohon tunggu...
Muhammad Arif
Muhammad Arif Mohon Tunggu... Guru - Columnist

Bekerja untuk masyarakat dan ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berawal dari Olok-olok

20 Agustus 2019   00:14 Diperbarui: 11 Agustus 2020   19:17 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Kepingan Puzzle/dokpri

"Iya, Pak", jawab mereka.

"Ibaratnya itu adalah masing-masing dari kalian. Bagian yang menonjol itu ibarat kelebihan yang kalian miliki, sementara bagian yang melengkung ibarat kekurangan yang kalian miliki", aku menerangkan.

"Seperti yang sudah sama-sama kita dengar bersama sebelum ini, bahwa setiap kita pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Dengan kata lain tidak ada pribadi yang sempurna. Sikap suka merendahkan orang lain adalah sikap yang angkuh, seakan-akan diri kita lebih baik dari orang lain yang kita cemooh".

Keheningan mulai merasuk seisi ruangan. Aku berhenti sejenak dan kemudian melanjutkan.

"Jangan ada dari kalian yang sekalipun bersikap angkuh terhadap yang lain. Bapak tidak mau mendengar ada dari kalian yang menghina teman lainnya hanya karena dia berbeda. Bukan demikian cara kita bersikap menghadapi perbedaan. Padahal sesungguhnya setiap kita memiliki kelebihan dan kekurangan. Perbedaan tersebut menuntut kita untuk saling melengkapi satu sama lain. Ibarat puzzle yang akan tersusun kokoh jika masing-saling melengkapi. Karena tidak ada orang yang bisa hidup sendiri di dunia ini. Seperti kata pepatah : bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh."

Tampak mereka mengangguk-angguk dan keheningan mulai sedikit terasa canggung. Aku kehabisan kata untuk diucapkan. Tugasku untuk menyampaikan sudah aku laksanakan. Terkahir, aku hanya bisa berharap bahwa itu dapat mereka ingat sampai kapan pun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun