"Atas dasar apa kamu dapat berpemikiran seperti itu? Tahukah kamu bahwa pagi ini saya memiliki rapat dengan klien penting perusahaan. Sangat tidak kompeten sekali kamu ya."
"Maaf pak, akan segera saya selesaikan, untuk kedepannya tidak akan terjadi lagi."
"Tidak butuh, sekarang kamu pergi ke divisi administrasi untuk mengambi pesangon mu."
"Pak beri saya kesempatan, saya masih banyak tanggungan, jika bapak memecat saya, keluarga saya bagaimana Pak?"
"Itu urusanmu, sekarang keluar kamu dari ruangan saya."
"Tapi Pak..."
"Keluar!" ucapku dengan nada yang ditinggikan. Kesal, marah, frustrasi. Itulah keadaan yang sedang aku alami. Dengan tidak adanya laporan otomatis presentasi yang harus aku bawakan menjadi kacau. Dan tidak ada penyelesaian untuk masalah ini. Sampai beberapa menit kedepan aku hanya diam di ruangan ku, termenung. Mungkin sepanjang karir ku, ini merupakan masalah yang tidak bisa kuatasi. Lima menit lagi aku akan melakukan presentasi, dengan badan yang sudah sangat lesu ku bawa diriku menuju ruang pertemuan. Aku sangat gugup, sudah lama sekali semenjak aku merasakan perasaan ini. Ruang presentasi itu sangat penuh sesak, petinggi perusahaanku semua berkumpul. Aku yang menyadarinya menjadi sangat tertekan. Akhirnya tiba saatnya aku melakukan presentasi. Tegang, itulah satu kata yang dapat menggambarkan keadaan ku saat itu. Aku melakukan banyak kesalahan, mulai dari salah penyebutan nama, sering berhenti sendiri, dan yang paling bermasalah adalah tidak adanya data sebagai dasar dari apa yang aku bicarakan.
"Hanya segini kemampuan orang yang ditunjuk sebagai komisaris?" ucap salah seorang pemegang saham.
"Tuan Hamdan, jangan terlalu menekannya, saya yakin dia pasti masih dalam tahap menyesuaikan diri, ya meskipun sudah berjalan 4 bulan sih." Kata salah satu komisaris perusahaan dengan nada yang mencemooh.
"Tuan komisaris, apa yang anda sampaikan tidak ada isinya, kemana semua hasil pencapaianmu? Saya harap ini merupakan terakhir kalinya kamu membuat kesalahan seperti ini." Kata atasanku, sang komisaris utama.
"Baik Pak..." jawab ku.