Kutinggalkan teman-teman dalam debat kusir mereka. Aku sudah punya urusan sendiri dengan penyapaku. Kelinciku.
***
Uang belanja habis. Bahkan Mardliyah menanggung hutang pada tetangga. Hanya satu hari ini makan. Dan besok dia harus mengutang lagi, sebelum gaji yang belum diturunkan itu akan diperoleh.
Ditengah kebingungannya, Mardliyah teringat anaknya yang belum makan.
“Ikus, makan dulu.”
“Iya, Mak.”
“Mau ditaruh di belakang rumah. Atau bagaimana?” Mardliyah menyinggung kelinci yang baru dua hari dibeli.
Si kecil menerawang halaman belakang rumah. Halaman yang luas, yang diujungnya adalah tepi sungai Bengawan Solo. Kemudian berkata pada ibunya,
“Kalau dilepas di halaman, gimana, Mak?”
Mardliyah heran.
“Kan, enak, bisa hidup bebas kelinci ini.”