“Kamu sangat berjasa bagiku, Malik.”
Aku tersenyum simpul. Antara bangga, bahagia, dan tak ingin membahas hal yang sama berulang kali.
Dari kejauhan Ardan, Dani, Rofikin, dan Akhwan mendekatiku.
“Wah... Ikus sudah punya kelinci...” Akhwan berdecak kagum.
Rofikin memberi persetujun.
“warnanya putih seperti kapas, ya.” kali ini Dani berkomentar.
“Tapi jelas masih lucu punyaku, kan...” yang tak mau kalah ini adalah Ardan.
“Punya Ikus lebih putih,”
“Tapi punyaku telinganya lebih lebar.”
“Ikus,”
“Ardan,”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!