3) Pengintegrasian Nilai Islam dalam Materi Pembelajaran
Saat menyusun soal dan tugas, guru dapat menyisipkan nilai-nilai Islam, seperti konsep zakat dalam materi persentase atau sedekah dalam aritmetika, sehingga selain belajar matematika, siswa juga memahami relevansi ajaran Islam.
Strategi-strategi ini memungkinkan siswa mengembangkan potensinya tanpa merasa terbatas atau didiskriminasi. Pendekatan berbasis nilai Islam ini diharapkan meningkatkan motivasi belajar siswa, terutama yang memiliki latar belakang agama Islam.
Meskipun menawarkan banyak manfaat, penerapan nilai-nilai Islam dalam pendidikan matematika inklusif juga memiliki tantangan, antara lain:
1) Kurangnya Pemahaman Guru tentang Nilai-Nilai Islam dalam Matematika
Tidak semua guru memiliki pemahaman yang memadai tentang penerapan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran matematika. Solusinya adalah memberikan pelatihan khusus bagi guru untuk memahami integrasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan inklusif (Arifin & Sari, 2021).
2) Keterbatasan Sumber Belajar
Kurangnya bahan ajar yang menggabungkan matematika dengan nilai Islam menjadi kendala lain. Guru perlu berkreasi dalam menyusun modul dan bahan ajar yang relevan.
3) Stigma terhadap Pendidikan Inklusif
Beberapa masyarakat masih menganggap siswa berkebutuhan khusus sebagai kelompok yang berbeda dan sulit disatukan dalam kelas reguler. Sekolah perlu mengedukasi orang tua dan masyarakat tentang pentingnya pendidikan inklusif yang adil bagi semua siswa.
Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran matematika inklusif memberikan beberapa dampak positif, antara lain: