Mohon tunggu...
Muhammad Aditya Firmansyah
Muhammad Aditya Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: Badminton dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengintegrasikan Nilai Islam dalam Pembelajaran Matematika Inklusif untuk Pendidikan yang Berkeadilan

4 November 2024   21:01 Diperbarui: 4 November 2024   21:11 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama: Muhammad Aditya Firmansyah

NIM: 34202200034

Mata Kuliah: Pembelajaran Matematika Inklusi

Dosen Pengampu: Bu Nila Ubaidah S.Pd., MP.d

Intitusi: Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Pendahuluan

Pendidikan inklusif bertujuan untuk menyatukan semua siswa dalam lingkungan belajar yang terbuka dan ramah, tanpa memandang perbedaan di antara mereka. Dalam perspektif Islam, inklusivitas tidak hanya mencakup keterbukaan, tetapi juga menekankan keadilan, kasih sayang, dan penghormatan atas hak setiap individu (Arifin & Sari, 2021). Prinsip keadilan ini tercermin dalam firman Allah SWT: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan..." (QS. An-Nahl: 90). Matematika sebagai salah satu mata pelajaran inti bisa diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam dalam lingkungan kelas inklusif, memberikan siswa tidak hanya pemahaman matematis tetapi juga pembelajaran yang menyentuh aspek moral dan spiritual, serta mewujudkan pendidikan yang lebih berkeadilan.

Islam menekankan nilai-nilai seperti keadilan, kasih sayang, dan persamaan sebagai prinsip utama dalam pendidikan (Jamaluddin, 2020). Nilai-nilai ini tidak sekadar menjadi pedoman moral, melainkan dasar untuk mendukung pendidikan yang adil bagi semua. Dalam pendidikan inklusif yang berakar pada nilai Islam, setiap siswa dipandang sebagai individu dengan keunikan dan potensi yang berbeda, yang perlu diperlakukan secara adil sesuai kebutuhannya masing-masing. Allah SWT menekankan pentingnya kasih sayang dalam QS. Ali Imran: 159: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka..."

Nuryana dan Yuliati (2023) mengemukakan bahwa penerapan nilai kasih sayang dalam pembelajaran matematika di sekolah inklusif menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman, khususnya bagi siswa berkebutuhan khusus. Hal ini tidak hanya tampak dalam sikap pengajaran yang sabar, tetapi juga dalam penyusunan materi pembelajaran yang dapat dijangkau oleh semua siswa, termasuk mereka yang mengalami kesulitan belajar.

Menurut Husni dan Rachmawati (2022), penerapan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran matematika inklusif bisa diwujudkan melalui beberapa pendekatan, seperti:

1) Pendekatan Kontekstual

Konsep-konsep matematika dihubungkan dengan prinsip Islam, misalnya keadilan dalam pembagian dan transaksi dalam aljabar. Dalam QS. Al-Baqarah: 282, Allah berfirman: "Dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya..." Ayat ini mengajarkan pentingnya keteraturan dan keadilan dalam perhitungan. Dengan cara ini, siswa bisa memahami relevansi matematika dalam kehidupan sehari-hari serta praktik Islam.

2)Pendekatan Relasional

Fokus pada hubungan antar-siswa yang saling menghargai perbedaan potensi dan latar belakang. Kelompok belajar yang heterogen dapat membantu siswa belajar bekerja sama dan menghargai satu sama lain.

3)Pendekatan Humanis

Menghargai siswa sebagai individu dengan kebutuhan unik, di mana guru berperan sebagai pembimbing yang menyesuaikan pembelajaran dengan potensi siswa.

Integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran matematika berperan penting dalam membentuk karakter siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berempati dan adil. Sebagai contoh, dalam pembelajaran konsep pembagian, guru bisa menanamkan nilai keadilan dalam hal distribusi sumber daya, yang juga merupakan bagian dari ajaran Islam.

Menurut Zainuddin (2022), penerapan nilai-nilai Islam dalam pengajaran matematika inklusif memerlukan beberapa strategi khusus:

1) Penggunaan Modul Belajar Berdiferensiasi

Modul yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, khususnya bagi siswa berkebutuhan khusus, bisa membantu menciptakan pendidikan inklusif yang berkeadilan. Materi matematika disederhanakan agar mudah dipahami oleh semua siswa, termasuk mereka yang memiliki hambatan kognitif.

2) Kolaborasi Guru-Siswa

Menciptakan suasana belajar yang inklusif dan demokratis melalui kolaborasi antara guru dan siswa. Guru berperan sebagai pendamping, memungkinkan siswa untuk mengekspresikan ide mereka dengan bebas.

3) Pengintegrasian Nilai Islam dalam Materi Pembelajaran

Saat menyusun soal dan tugas, guru dapat menyisipkan nilai-nilai Islam, seperti konsep zakat dalam materi persentase atau sedekah dalam aritmetika, sehingga selain belajar matematika, siswa juga memahami relevansi ajaran Islam.

Strategi-strategi ini memungkinkan siswa mengembangkan potensinya tanpa merasa terbatas atau didiskriminasi. Pendekatan berbasis nilai Islam ini diharapkan meningkatkan motivasi belajar siswa, terutama yang memiliki latar belakang agama Islam.

Meskipun menawarkan banyak manfaat, penerapan nilai-nilai Islam dalam pendidikan matematika inklusif juga memiliki tantangan, antara lain:

1) Kurangnya Pemahaman Guru tentang Nilai-Nilai Islam dalam Matematika

Tidak semua guru memiliki pemahaman yang memadai tentang penerapan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran matematika. Solusinya adalah memberikan pelatihan khusus bagi guru untuk memahami integrasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan inklusif (Arifin & Sari, 2021).

2) Keterbatasan Sumber Belajar

Kurangnya bahan ajar yang menggabungkan matematika dengan nilai Islam menjadi kendala lain. Guru perlu berkreasi dalam menyusun modul dan bahan ajar yang relevan.

3) Stigma terhadap Pendidikan Inklusif

Beberapa masyarakat masih menganggap siswa berkebutuhan khusus sebagai kelompok yang berbeda dan sulit disatukan dalam kelas reguler. Sekolah perlu mengedukasi orang tua dan masyarakat tentang pentingnya pendidikan inklusif yang adil bagi semua siswa.

Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran matematika inklusif memberikan beberapa dampak positif, antara lain:

1) Membentuk Karakter Islami pada Siswa:

Nilai keadilan, kasih sayang, dan kerja sama yang diterapkan dalam pembelajaran matematika dapat membantu membentuk karakter Islami siswa. Siswa belajar untuk saling menghargai dalam menyelesaikan masalah matematika (Jamaluddin, 2020).

2) Meningkatkan Keadilan dalam Pendidikan

Dengan pendekatan inklusif berbasis Islam, pendidikan matematika menjadi lebih adil karena semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk belajar tanpa diskriminasi.

3) Meningkatkan Prestasi Akademik dan Non-Akademik

Siswa yang merasa dihargai dalam lingkungan belajar cenderung lebih termotivasi, yang pada akhirnya meningkatkan prestasi mereka, baik secara akademik maupun non-akademik (Nuryana & Yuliati, 2023).

Kesimpulan

Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran matematika inklusif adalah langkah untuk menciptakan pendidikan yang adil bagi semua siswa. Melalui pendekatan kontekstual, relasional, dan humanis, siswa dapat belajar matematika dengan cara yang lebih bermakna, sambil menginternalisasi nilai-nilai Islam yang penting. Meski menghadapi sejumlah tantangan, pendidikan inklusif berbasis nilai Islam tetap memiliki banyak manfaat untuk pembentukan karakter dan peningkatan kualitas pendidikan. Dukungan dari guru, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai pendidikan yang lebih adil dan berkualitas.

Referensi:

Arifin, M., & Sari, N. P. (2021). Implementasi Pendidikan Inklusif dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 9(1), 45-60.

Husni, A., & Rachmawati, I. (2022). Pendidikan Matematika Inklusif: Pendekatan Berbasis Nilai-Nilai Islam. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 7(2), 123-135.

Jamaluddin, A. (2020). Keadilan dalam Pendidikan: Perspektif Islam dan Implikasinya pada Pembelajaran Inklusif. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 5(3), 150-164.

Nuryana, F., & Yuliati, E. (2023). Kasih Sayang dalam Pembelajaran Matematika: Studi Kasus di Sekolah Inklusif. Jurnal Penelitian Pendidikan, 15(1), 78-92.

Zainuddin, A. (2022). Strategi Pembelajaran Matematika Inklusif dengan Pendekatan Islam. Jurnal Matematika dan Pendidikan, 6(2), 99-110.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun