Konsep-konsep matematika dihubungkan dengan prinsip Islam, misalnya keadilan dalam pembagian dan transaksi dalam aljabar. Dalam QS. Al-Baqarah: 282, Allah berfirman: "Dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya..." Ayat ini mengajarkan pentingnya keteraturan dan keadilan dalam perhitungan. Dengan cara ini, siswa bisa memahami relevansi matematika dalam kehidupan sehari-hari serta praktik Islam.
2)Pendekatan Relasional
Fokus pada hubungan antar-siswa yang saling menghargai perbedaan potensi dan latar belakang. Kelompok belajar yang heterogen dapat membantu siswa belajar bekerja sama dan menghargai satu sama lain.
3)Pendekatan Humanis
Menghargai siswa sebagai individu dengan kebutuhan unik, di mana guru berperan sebagai pembimbing yang menyesuaikan pembelajaran dengan potensi siswa.
Integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran matematika berperan penting dalam membentuk karakter siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berempati dan adil. Sebagai contoh, dalam pembelajaran konsep pembagian, guru bisa menanamkan nilai keadilan dalam hal distribusi sumber daya, yang juga merupakan bagian dari ajaran Islam.
Menurut Zainuddin (2022), penerapan nilai-nilai Islam dalam pengajaran matematika inklusif memerlukan beberapa strategi khusus:
1) Penggunaan Modul Belajar Berdiferensiasi
Modul yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, khususnya bagi siswa berkebutuhan khusus, bisa membantu menciptakan pendidikan inklusif yang berkeadilan. Materi matematika disederhanakan agar mudah dipahami oleh semua siswa, termasuk mereka yang memiliki hambatan kognitif.
2) Kolaborasi Guru-Siswa
Menciptakan suasana belajar yang inklusif dan demokratis melalui kolaborasi antara guru dan siswa. Guru berperan sebagai pendamping, memungkinkan siswa untuk mengekspresikan ide mereka dengan bebas.