Negara yang disusun oleh
tumpukan kardus dan plastik bekas
adalah ember di kamar mandi
yang menahun tak digunakan:
     gelambir lumut di tubuhnya
Â
Ruang tamu walikota
dan ember di atas meja kerja
           memadat dalam anggaran belanja
           dan segaram hijau birokrat muda
menampung segala hujan di luar jendela
Â
bukan tempat pemungutan suara
yang membuat bising upacara
           tapi rapat kerja dan pajak warga
           yang mencengkeram seorang janda
adalah cermin bagi wajah yang sia-sia
Â
dalam kabut di waktu subuh
ember ditarik dan menarik suluh
           membuat air dalam dengkurmu
           mengalir dari berbagai luka tubuh
yang dirawat mimpi tentang adam di surga
Â
setiap keringat yang jatuh di cekung waktu
adalah sejarah tentang wajah kita
           yang jumawa di halaman rumah
           namun tertindih oleh tumpukan sampah
yang kita pelajari dari berbagai ilmu di sekolah
Â
Negara yang disusun oleh
tumpukan kardus dan plastik bekas
           seperti ember newton dalam
           ruang mutlak yang sekarat
seperti kita yang tak mampu menafsir
diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H