Penduduk Caffa hanya dapat melihat hujan tubuh manusia, mereka berusaha langsung membuang mayat-mayat tersebut ke laut. Namun naas, tak berapa lama Caffa pun terjangkit dan pada akhirnya menyerah. Setelah kota Caffa jatuh, banyak sekali orang-orang Genoa yang berusaha untuk kabur. Mereka pergi dari Caffa membawa wabah, sambil berhenti di banyak tempat seperti Konstantinopel, Messina, Marseille, dan pelabuhan- pelabuhan lain di seluruh eropa.(warhistoryonline.com)
Penyebaran wabah yang luar biasa cepat akibat tingkat sanitasi yang rendah di eropa menyebabkan kehancuran besar-besaran. Dimana sekitar sepertiga populasi eropa tewas akibat wabah ini, mayat yang terabaikan, kota-kota yang ditinggalkan, dokter-dokter dengan penutup wajah mengerikan, kuburan massal, dan kematian di tiap sudut menjadi hal yang wajar di lanskap apokaliptik masa itu.Â
Akibat wabah ini runtuhlah sistem feodalisme yang telah bertahan sejak keruntuhan Kerajaan Romawi. Sungguh ironis feodalisme yang muncul akibat wabah pes berakhir pula akibat wabah yang sama. Kehancuran sistem ini mengarah pada munculnya kelas menengah, yang nantinya akan mendorong ada masa Renaissance atau kebangkitan kembali di Eropa. Melihat dampak yang luar biasa besar, muncul pertanyaan jika tidak ada wabah ini, akankah dominasi Suku Mongolia tetap bertahan, akankah Eropa mengalami renaissance dan akankah wajah sosio-ekonomi-kultural kita masih sama dengan sekarang?
Flu Spanyol
Nama flu Spanyol sendiri muncul, bukan karena wabah ini dimulai di Spanyol, tetapi karena di masa peperangan itu hanya Spanyol sebagai negara netral yang melakukan peliputan di media secara besar-besaran. Hal ini tentunya sangat berdampak pada kehidupan umat manusia di masa itu. mungkin saja hasil Perang Dunia I akan berbeda dengan apa yang kita ketahui sekarang. Di AS sendiri wabah ini berdampak kepada bertambahnya hak-hak perempuan, karena mereka harus bekerja, untuk menjalankan roda ekonomi yang ditinggalkan oleh laki-laki baik yang tewas karena perang ataupun wabah. (History.com)
Pengaruh The Columbian Exchange
Berbicara tentang enlightenment atau renaissance, berarti tidak akan jauh dengan dengan kekayaan dan melimpahnya sumber daya di Eropa akibat ditemukannya "New World" atau benua Amerika. Hingga saat ini masih ada miskonsepsi bahwa bangsa Eropa berhasil menaklukan suku-suku asli Amerika karena senjata ataupun perang. Hal ini pada dasarnya tidak tepat, karena hampir 90 persen penduduk asli Amerika tewas karena penyakit-penyakit yang dibawah oleh orang-orang dunia lama ke benua Amerika. Kejadian ini seringkali disebut sebagai The Columbian Exchange, pada saat kedatangan Christopher Columbus di pulau Hispaniola populasinya terdapat 40 ribu namun tidak sampai 100 tahun kemudian populasinya menurun menjadi 500 orang. (History.com)
Berdasarkan data di yang ada sekitar 56 juta jiwa penduduk asli Amerika tewas akibat penyakit 'dunia lama'. Hal ini bahkan berdampak pada perubahan iklim yang terjadi di masa itu, penurunan populasi yang amat besar menyebabkan kandungan CO2 di atmosfer menurun yang mengakibatkan penurunan suhu global. Melihat hal ini tidak dipungkiri lagi apabila tidak terjadi penularan penyakit ini, maka dunia akan sangat berbeda dari apa yang kita lihat sekarang. (History.com)
Memasuki tahun 1900-an manusia mulai memahami dan mencegah terjadinya wabah, dengan dilakukannya karantina, ditemukannya vaksin, dan ditemukan obat-obatan lainnya. Umat manusia juga sudah memahami bahwa wabah muncul dari mikroba, bukan suatu hukuman dari kuasa yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penanganan wabah di masa ini dilakukan dengan lebih rasional dan scientific, tetapi tidak berarti manusia telah berhasil menumpas wabah.Â
Walaupun ada rasa keyakinan oleh tenaga medis di masa itu bahwa mereka akan bisa menghapuskan penyakit menular dari kehidupan manusia. Ironisnya di masa itu muncul sebuah wabah baru, di tengah mobilisasi manusia besar-besaran yang kita kenal sebagai Perang Dunia I. Kondisi dimana hampir seluruh penduduk dunia sedang bergerak dalam mobilisasi perang besar-besaran di seluruh dunia.