Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa, permasalahan mental pemuda akibat pengaruh pornografi, yang merupakan persoalan sosial haruslah diatasi dengan perubahan yang dilakukan seluruh pihak yang berkaitan dengan masalah mental pemuda. Terutama pemuda itu sendiri. Karena dalam ayat diatas disebutkan kalimat حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِم. Berdasarkan kalimat tersebut maka seluruh pihak yang terkait dengan permasalahan haruslah melakukan perubahan. Islam telah memberikan solusi bagi pemuda, bagaimana seharusnya pemuda megendalikan libido seksnya, yaitu dengan menikah dan berpuasa[20].
Melihat kondisi pemuda hari ini, masih banyak pemuda yang belum mampu membiayai kehidupannya sendiri, mereka masih sangat tergantung pada orang tuanya. Maka dalam kondisi begini solusi yang tepat bagi pemuda adalah berpuasa. Puasa yang dapat menjadi benteng dari kejahatan nafsu seks bukanlah sekedar menahan diri dari lapar dan dahaga belaka, namun, lebih dari pada itu puasa yang menahan diri dari berbagai maksiat. Karena Allah SWT tidak menilai puasa seseorang yang tidak membentengi dirinya dari perbuatan maksiat.
Solusi kedua adalah menikah, sekiranya pemuda hari ini belum mampu mandiri dalam membeiayai hidupnya. Maka dalam kondisi ini, dibutuhkanlah peran pemerintah untuk membantu pemuda menjadi pemuda yang mandiri dan tangguh. Seperti yang telah dilakukan oleh pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan-Sandiaga Uno, melalui program One kecamatan One Centre (OKE OC) mereka telah berupaya membangkitkan kreatifitas anak muda untuk berusaha. Langkah nyata pemerintah semacam ini, bukan sekedar membuat pemuda lebih mandiri dan tangguh, namun akan mengalihkan perhatian pemuda dari perbuatan negatif yang sia-sia seperti menonton video porno.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pemudalah yang sedang mengalami mental . Sehingga pemudalah yang seharusnya melakukan revolusi mental untuk dirinya. Akan tetapi, pemuda adalah anak-anak bangsa yang berada pada usia pencarian jati diri. Pada usia seperti itu akan sulit tumbuh kesadaran generasi muda untuk memperbaiki diri sendiri. Sehingga dibutuhkan upaya perbaikan yang datang dari pihak terdekat pemuda. Berdsarkan tafsir yang telah dipaparkan di atas, kerusakan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat adalah akibat kezhaliman yang mereka lakukan. Maka kezhaliman inilah yang harus dihentikan oleh seluruh elemen masyarakat terutama pihak-pihak yang paling dekat dengan pemuda.
Penghentian kezhaliman hanya dapat dilakukan dengan melakukan keadilan, karena lawan kata dari zhalim adalah adil. Adil adalah meletidakkan sesuatu pada tempatnya. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat terutama pihak terdekat pemuda haruslah melaksanakan tugas dan perannya sebagaimana mestinya. Bila dikaji lebih lanjut, pemuda adalah anak-anak bangsa yang masih sangat terikat dengan keluarga, serta idealnya sedang menjalani pendidikan di sekolah dan tentunya bergaul di masyarakat. Maka pihak terdekat pemuda adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.