Mohon tunggu...
Pion Ratulolly
Pion Ratulolly Mohon Tunggu... Pegiat Literasi Flores Timur -

Pegiat Literasi Flores Timur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penting, 5 Tipe Caleg yang Mesti Anda Kenali

3 Februari 2019   09:25 Diperbarui: 4 Februari 2019   06:22 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5 Tipe Caleg (Dokpri)

Masa ini, para Caleg (Calon Anggota Legislatif) tengah bergeriliya masuk keluar kota dan kampung. Tujuannya, untuk "menjual diri" di tengah masyarakat. Agar, masyarakat dapat memberikan simpati lalu memilihnya pada pemilu nanti.

Berbagai cara dihelat para Caleg untuk memenuhi syahwat politik ini. Janji-janji manis pun bertaburan bak jamur di musim hujan. Namun, tahukan Anda apa saja motivasi mereka untuk maju sebagai wakil kita di parlemen nanti?

Berikut ini 5 Tipe Caleg berdasarkan motivasi keikutsertaan.

1.      Lahan Mencari Pekerjaan

workshop-mantra-uang-5c56507fab12ae7854659327.jpg
workshop-mantra-uang-5c56507fab12ae7854659327.jpg
Uang sebagai salah satu movasi Caleg (abdulghanniblogspot)

Caleg tipe ini biasanya tidak memiliki pekerjaan tetap sebelum nyaleg. Akibatnya, niat maju si Caleg hanya ingin mendapatkan pekerjaan. Demi penghidupan yang layak, baik bagi dirinya maupun keluarganya.

Caleg tipe ini cenderung memiliki modal ekonomi yang terbatas. Imbasnya, ia melakukan hutang ekonomi kepada pihak lain. Harapan, ketika sudah terpilih, ia dapat melunasi hutang ekonomi tersebut.

Secara kemampuan intelektual, Caleg tipe ini cenderung tidak intelek amat. Karena, hal yang dikejar bukanlah ideologis, melainkan pragmatis. Makanya, ia cenderung enggan menghadiri pertemuan secara resmi. Sebaliknya, pertemuan secara senyap, ia hadiri dengan senang hati.

Caleg tipe ini berusaha untuk memenuhi kebutuhan kampanyenya. Mulai dari menyiapkan baliho, kartu nama, kalender, dan baju. Bahkan, ia tidak segan-segan melakukan money politic. Termasuk serangan fajar.

Ketika duduk di "Kursi Dewan", ia cenderung lupa terhadap konstiteunnya. Sebab baginya, suara raihannya merupakan transaksi dari semua pengorbanannya.

Lantas, ia pun mulai menjaga jarak dalam berkomunikasi dengan pemilihnya. Pada musim kampanye, SMS dan telepon dari pemilih begitu cepat direspon. Pasca terpilih, alih-alih membalas SMS dan telepon, nomor HP pun diganti.

Saat menjabat, ia cenderung bermental koruptif. Sebab, tujuan utamanya hadir di lembaga dewan untuk mengumpulkan harta. Harta itu ia digunakan untuk membayar hutang pemilu kemarin. Selanjutnya, untuk memenuhi pundi-pundi rupiah dalam brankas pribadinya. Lalu terakhir, sebagai modal mengikuti Pemilu mendatang.

Karena itu, Caleg tipe ini tidak bertahan lama di "Kursi Dewan". Masa keterpilihannya mungkin hanya satu dan dua kali saja. Tersebab, ia tidak lihai mempertahankan konstituennya.

2.      Lahan Menebar Popularitas

karikatur-pengusaha-alat-berat-fluckinesia-5c5651ac6ddcae5abe25f7a8.jpg
karikatur-pengusaha-alat-berat-fluckinesia-5c5651ac6ddcae5abe25f7a8.jpg
Tipe Popularitas (fluckinesia.blogspot.com)

Hal yang dikejar Caleg tipe ini yaitu popularitas atau gengsi. Baginya, pemilu merupakan momentum untuk memperkenalkan diri seluas-luasnya kepada masyarakat. Mungkin, selama ini ia terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan hingga mengabaikan urusan popularitas. Maka, momentum politik ini menjadi corong pelampiasan syahwat popularitasnya.

Caleg tipe ini biasanya sudah memiliki pekerjaan yang tetap sebelum berlagak di panggung politik. Ia bahkan mempersiapkan kebutuhan ekonominya secara memadai sebelum tampil berhelat. Sebab itu, ia tak memiliki hutang ekonomi apapun sebelum maju.

Secara kemampuan intelektual, Caleg ini memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa di bidangnya. Namun, memiliki ketidak sempurnaan pengetahuan ihwal politik. Akibatnya, ia berpotensi mudah dikibuli kawan maupun lawan.

Caleg tipe ini kerap mencari panggung untuk tampil mensosialisasikan diri. Semua pertemuan berusaha ia hadiri, entah pertemuan resmi atau tidak. Ia juga mematut alat peraga kampanyenya di berbagai sudut kota. Juga, menyiapkan kartu identitas yang banyak sebagai ajang sosialisasi.

Karena kecenderungan mengejar "nama besar pribadi", ia memiliki cenderung money politik. Termasuk serangan fajar dilakukan. Sebab, prinsipnya, mengorbankan materi sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan popularitas setingi-tingginya.  

Ketika terpilih dan duduk di "Kursi Dewan", Caleg tipe ini selalu memperhatikan konstiteunnya. Ia pun pintar menjaga komunikasi dengan konstituen. Ia berupaya menghadiri pertemuan dengan para pemilihnya. Bahkan, tidak segan-segan mengeluarkan harta untuk menjaga nama besar pribadinya saat menjabat.

Mental koruptif, rasanya kurang dimiliki oleh Caleg tipe ini. Sebab, secara finansial, ia sudah tamat. Bisa, jauh sebelum menjabat, ia sudah beruang. Namun, budaya kolusi dan nepotisme rasanya berpotensi subur dalam dirinya.  

Caleg tipe ini biasanya langgeng duduk di kursi dewan. Bahkan, jenjang karirnya semakin hari semakin meningkat. Dari Anggota DPRD Kabupaten, berpotensi naik hingga provinsi, dan pusat. Sebab, ia cenderung "ringan tangan" dan pintar menjaga konstitennya.

3.      Lahan Menjaga Dinasti

henry-the-viii-5c5651cf43322f48ab785c64.png
henry-the-viii-5c5651cf43322f48ab785c64.png
Penjaga dinasti (publicdomaininvectors.org)

Setiap orang tentu ingin menjaga trah atau dinastinya. Apalagi, bagi sekelompok orang yang kakek buyutnya sudah menjadi orang besar. Sehingga, apapun akan dia lakukan untuk mempertahankan marwah genetikanya. Tidak terkecuali bagi orang yang maju sebagai Caleg.

Caleg tipe ini lebih memetingkan nama besar keluarnya. Soal kondisi finansial, biasanya Caleg ini sudah terpenuhi. Malah, boleh jadi kebutuhan politik menjadi tanggungan dinastinya.

Secara kemampuan intelektual, Caleg tipe ini biasanya memiliki kemampuan intelektual yang seadanya. Sebab, kalaupun kakek buyutnya seorang intelek, belum tentu menjadi garansi keinteletualan anak cucunya. Banyak kenyataan telah membuktikan itu.  

Caleg tipe ini condong menghindari pertemuan dua arah. Sebab, ia takut menghilangkan ekspektasi masyarakat terhadap dirinya yang disamakan dengan pendahulunya. Sebaliknya, ia lebih memilih melakukan kerja-kerja politik secara aksi di lapangan.

Karena kecenderungan mengejar "nama besar trah", ia memiliki kecenderungan untuk money politik, termasuk serangan fajar. Sebab, nama besar dinasti jauh lebih penting ketimbang harta benda yang dipunyai.  

Tatkala sudah menjabat, dia acap berusaha menjaga konstituennya. Kendatipun tidak hadir secara fisik di tengah masyarakat, perhatian-perhatian yang diberikan dapat dirasakan oleh masyarakat.

Caleg seperti ini, cenderung melanggengkan budaya KKN. Politik kepentingan sangat menonjol. Lantaran, dalam sebuah trah yang besar biasanya saling menggenapi kebutuhan finansial. 

Di samping itu, ada kecenderungan membangun budaya kolutif dengan para pengusaha. Dan paling utama, mereka cenderung memuluskan kepentingan keluarganya di berbagai bidang.

Untuk keberlangsungan dalam jabatan, biasanya dia cenderung bertahan dalam lingkaran kekuasaan. Kebertahanan itu pun dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama. 

Namun, untuk naik pada tingkat yang lebih tinggi, belum terlalu lihai dicapai. Ia pintar menjaga konstituen dan ini menjadi modal untuk mempertahankan status kuo.

4.      Lahan Menguatkan Ideologi

soekarno-143f-5c5651a312ae940c3e2472b5.jpg
soekarno-143f-5c5651a312ae940c3e2472b5.jpg
Bung Karno, tokoh pencetus ideologi bangsa (karikaturblogspot.com)

Ideologi menjadi salah satu motivasi seseorang dalam melakukan setiap pekerjaan. Sebab, ideologi menyangkut cara pandang dan falsafah yang dianut dan menjadi ruh dalam diri seseorang.

Demikian pun seorang Caleg. Caleg tipe ini biasanya mempelajari ideologi partai politik sebelum bergabung. Bila ideologi sama, pastilah ia bergabung. 

Caleg tipe ini biasanya menyiapkan modal secara mandiri. Tidak hanya itu, modal ekonominya juga ditunjang oleh kelompok ideologinya. Sementara itu, kemampuan intelektual Caleg, tergolong mendekati mumpuni. Sebab, alasannya berkompetisi yakni ideologi yang dimulai dengan proses dialektika intelektualitas. 

Konsekuensi dari itu, dia berupaya mencari panggung untuk tampil. Lantaran, di panggung itu, ia tidak hanya mensosialisasikan diri, tetapi juga ideologi yang diantut. Soal money politik, dia cenderung menghindari hal tersebut. Sebab, baginya, setiap ideologi apapun, tidak pernah mengajarkan kerja-kerja hitam.   

Kala sudah menjabat, ia cenderung memperhatikan masyarakatnya. Malah, ia mengumpulkan sebanyak mungkin pendukung untuk bersama-sama menyokong ideologinya. Namun, tanpa disadari, hal ini bisa menjadi benih lahirnya nepotisme. Lantaran, ikatan simbiosis mutualisme dalam ideologi sangat tinggi.  

Dampak positifnya, Caleg ini mampu bertahan dari waktu ke waktu. Bahkan, jenjang karir Caleg tipe ini semakin meningkat dari hari ke hari. Sudah banyak tokoh bangsa ini yang kuat mengusung ideologi dan menjadikan dirinya besar.

5.      Lahan Pengabdian

rakyat-tak-butuh-pemimpin-pandai-orasi-tapi-tak-mampu-kerja-5c565286aeebe112a54d38c7.png
rakyat-tak-butuh-pemimpin-pandai-orasi-tapi-tak-mampu-kerja-5c565286aeebe112a54d38c7.png
Pemimpin dan Pengabdi (m.merdeka.com)

Tipe terakhir, yakni Caleg yang menjadikan hajatan politik ini sebagai ruang untuk mengabdikan diri. Pengabdian itu seutuhnya bagi bangsa dan negara. Imbasnya, semua niat baik dan cara-cara baik, sangat dijaga selama berkompetisi.

Biasanya, Caleg tipe ini hanya bermodalkan hutang sosial kepada masyarakat. Ia sangat menjauhi hutang ekonomi. Karenanya, ia tidak punya banyak harta menuju Kursi Dewan. Sehingga, terkadang dalam urusan alat peraga dan dana pertemuan, ia mendapatkan suntikan ikhlas dari berbagai pendukungnya.

Caleg tipe ini biasanya memiliki kemampuan intelektual dan emosional yang mumpuni. Ia cenderung tidak mau terjebak pada perlakuan tidak baik dalam politik. Termasuk money politik. Bukan soal ketidaksanggupan dalam money politik. 

Tapi, lebih kepada pertimbangan kesucian hati nurani dalam perjuangan. Baginya, lebih baik tidak terpilih, daripada terpilih dengan cara-cara yang tidak suci.   

Caleg tipe ini hanya menjual komitmen, bukan janji. Sebab, komitmen menjadikan dirinya agung, dipilih, dan berkemampuan untuk berbuat. Komitmen menjadi senjata yang selalu dimilikinya dalam menetapkan setiap keputusannya.

Kala menjabat, ia sangat menjauhi aksi KKK. Alasannya, KKN menjadikan ia tidak lagi murni sebagai pejuang rakyat, melainkan pejuang pribadi. Sehingga, ia kadang dijauhi oleh pemilih yang pragmatis. Sebaliknya, ia disukai oleh pemilih yang tulus.   

Soal keberlangsungan hidup dalam dunia politik, ia tidak terlalu berambisi. Jika masih dipercayakan oleh masyarakat maka ia masih bertahan. Namun, jika masyarakat tidak lagi mengehendakinya maka ia tidak ambisi bertahan. 

Jika sudah keluar dari gelanggang politik, tokoh tipe ini akan berupaya meninggalkan dunia politik seutuhnya. Lalu, beralih kepada dunia pengabdian lainnya.

Demikian, 5 tipe caleg yang mesti Anda kenali sebelum memilih. Anda tentu lebih tahu, Caleg mana yang punya motivasi agung atau hanya kecap manis saja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun