Bagi Indonesia, inilah jendela peluang sejarah yang tak boleh disia-siakan. Momentum bonus demografi diprediksi akan berlangsung hingga 2030 hingga 2040an di mana rasio populasi usia produktif akan sangat besar dibanding usia nonproduktif. Namun jika saat itu kualitas SDM bangsa masih belum baik dan tertinggal akibat gagal berevolusi mindset dan kemampuannya, maka segala potensi cerah masa depan hanya akan menguap percuma.
Masa depan suatu bangsa pada hakikatnya akan diisi dan dibangun oleh generasinya di masa kini. Oleh sebab itu, jika pendidikan dan keterampilan anak bangsa saat ini masih memprihatinkan, sudah bisa dipastikan Indonesia 2045 hanyalah mimpi di siang bolong semata. Belajar dari kekeliruan Orde Baru di masa lalu, kini saatnya berpikir ulang tentang visi pembangunan nasional. Bukan lagi sebatas wacana kemakmuran dalam slogan muluk-muluk nan menggiurkan yang sering disebut para elit politik.
Tetapi lebih pada upaya strategis mempersiapkan fondasi dasar kultural, intelektual, dan teknis bagi generasi emas Indonesia yang akan datang. Tanpa hal tersebut, semua impian manis tahun 2045 hanya akan menjadi bunga tidur semu belaka.
Pengalaman pahit 1998 ketika krismon melanda juga patut menjadi pelajaran berharga. Karena meski ekonomi anjlok dan kerusuhan sosial politik merebak di mana-mana, namun Indonesia masih bisa bangkit dalam waktu singkat. Ini membuktikan ketahanan dan potensi bangsa ini begitu besar jika mampu bersatu padu mengatasi kesulitan apapun, persis seperti karakter masyarakat Jepang pasca Perang Dunia 2.
Maka ke depannya, seluruh komponen bangsa harus bahu membahu tanpa pandang bulu. Pemerintah, swasta, akademisi, budayawan, dan seluruh elemen masyarakat wajib berkolaborasi secara masif demi mempercepat terwujudnya mimpi Indonesia emas 2045. Apalagi didukung momentum bonus demografi serta keunggulan geostrategis sebagai poros maritim dunia. Peluang ini tidak datang dua kali.
Kesimpulan dan Harapan Itulah analisis menyeluruh terkait Prasangka Keliru Mengenai Bonus Demografi dan Sumber Daya Alam Melimpah untuk Kesejahteraan 2045. Terbukti bahwa kepercayaan bahwa dua faktor tersebut bisa mengangkat Indonesia menjadi negara maju adalah sangat keliru dan tidak didukung bukti sejarah.
Kunci utama justru terletak pada enam hal penting yaitu industrialisasi, peningkatan kualitas SDM, perbaikan sistem birokrasi, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi total, revitalisasi sektor pertanian dan optimalisasi potensi kelautan, serta transformasi mental dan budaya.
Ditambah satu faktor tambahan yakni melakukan revolusi teknologi dan peningkatan literasi digital guna menyongsong era disrupsi industri 4.0 agar Indonesia tak tertinggal. Karena hanya bangsa yang berpikir dan bervisi jauh ke depan-lah yang akan tetap eksis dan menjadi pemenang peradaban di masa mendatang.
Dengan kesadaran visioner tersebut, diharapkan mimpi Indonesia Emas 2045 bukan sekadar isapan jempol belaka. Momentum bonus demografi dan keunggulan geostrategis harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mempercepat pembangunan. Sementara seluruh komponen bangsa perlu bersatu padu dan bahu membahu tanpa henti demi mewujudkan cita-cita nasional.
Bangsa besar dengan materi dan spirit yang besar pula akan lahir seiring perjalanan sejarah. Hanya dengan demikian tekad bulat mewujudkan NKRI harga mati dapat terus terjaga hingga nanti. Merdeka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H